Kamis 22 Dec 2016 15:20 WIB

Kemenpora Dukung Konferensi Mahasiswa Muslim ASEAN

Kemenpora
Foto: Kemenpora
Kemenpora

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konferensi Mahasiswa Muslim Asia Tenggara atau ASEAN Muslim Student Association (AMSA) digelar pada 21-23 Desember 2016 di Pekanbaru, Riau. Pertemuan para pemimpin pemimpin muda muslim yang aktif bergorganisasi dari seluruh Indonesia dan perwakilan negara-negara di kawasan Asia Tenggara ini dilakukan untuk menandai pembentukan organisasi AMSA di Indonesia, khususnya untuk AMSA Zona Sumatera. Hal ini sejalan dengan makna tema strategis peringatan Hari Sumpah Pemuda Tahun 2016 yang diarahkan Menteri Pemuda Olahraga, Imam Nahrawi, "Pemuda Indonesia Menatap Dunia".

Pelaksana Tugas Sekretaris Kemenpora, Yuni Poerwanti, menjelaskan bahwa pembentukan AMSA di Indonesia ini menjadi salah satu inisiasi tindak lanjut dari hasil kesepakatan yang dicapai dalam 3rd Islamic Conference of Ministers of Youth and Sports Ëmpowering Youth for Peace, Solidarity and Development atau Konferensi Tingkat Menteri Pemuda dan Olahraga dari 57 negara-negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) yang berlangsung di Istanbul, Turki pada medio Oktober lalu.

Dalam forum tersebut, Indonesia telah memandang perlu adanya pembangunan sektor kepemudaan yang menggunakan strategi yang mengkombinasikan metode Role Model dan Role Playing. Oleh karena itu kehadiran AMSA sebagai salah satu wadah organisasi pemuda muslim diharapkan akan mampu memunculkan figur figur pemuda muslim aktif yang dapat berkontribusi bagi masyarakat melalui ide, gagasan dan pemikirannya untuk pembangunan, dan dapat dijadikan panutan bagi masyarakat di lingkungan sekitarnya, khususnya di kawasan Asia Tenggara.

"Keberadaan AMSA sebagai salah satu wadah kiprah kepemudaan nantinya akan memainkan peranan penting dalam merespons isu-isu strategis di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan kemasyarakatan di Kawasan Asia Tenggara serta menggelorakan aksi-aksi nyata yang berdampak positif bagi masyarakat luas", ujar Yuni.

Dalam Forum Konferensi Pemuda OKI yang berlangsung di Turki lalu, delegasi Indonesia dipimpin oleh Prof Faisal Abdullah selaku Pelaksana Tugas Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda, Kementerian Pemuda dan Olahraga. Menurut Prof Faisal, saat ini Kementerian Pemuda dan Olahraga terus mendorong agar lebih banyak lagi partisipasi pemuda dalam pembangunan, dan juga keterlibatan pemuda dalam komunitas-komunitas yang menggerakkan partisipasi publik lebih luas di berbagai level, dari daerah, nasional hingga internasional.

“Kami menyadari pentingnya partisipasi pemuda dalam pembangunan masyarakat. Pemuda adalah agen perubahan. Kami juga berkeyakinan betapa penting mengimplementasikan strategi kombinasi role model dan role playing, yakni mempromosikan secara masif para figur pemuda yang perlu diteladani sehingga dapat menjadi contoh (role model), mampu menggerakkan dan mengkondisikan peran positif pemuda lainnya secara proaktif. Untuk itu, kita perlu meningkatkan kualitas karakter, produktivitas, dan partisipasi pemuda di berbagai sektor," katanya.

Dalam forum yang dihadiri oleh Menteri Menteri Anggota OKI yang menangani bidang kepemudaan ini, Indonesia juga mengusulkan agar salah satu kota di Indonesia dapat menjadi Ibu Kota Negara Pemuda OKI atau OIC Youth Capital pada tahun 2018. Selain itu Faisal juga memandang bahwa pemberdayaan pemuda harus dilakukan sejalan dengan upaya dalam melaksanakan agenda Sustainable Development Goals (SDGs). Pemuda dan SDGs merupakan dua sisi yang tak terpisahkan dalam upaya pencapaian tujuh belas tujuan SDGs.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement