Kamis 22 Dec 2016 12:32 WIB

Banyak Anak 'Dipaksa' Jadi Ibu

Rep: Lintar Satria/ Red: Agus Yulianto
 Seorang ibu menggendong anaknya di dekat papan kampanye gerakan moral bangku untuk ibu hamil . (Ilustrasi)
Seorang ibu menggendong anaknya di dekat papan kampanye gerakan moral bangku untuk ibu hamil . (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sampai saat ini masih banyak anak yang 'dipaksa' menjadi ibu. Banyak anak yang berusia 12 sampai 15 tahun yang sudah terpaksa menikah bahkan memiliki anak karena desakan orangtuanya.

Fenomena ini banyak ditemukan Heni Sri Sundari di Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor. Di desa Legok Ayung, Heni melihat, remaja berusia 15 tahun sudah memiliki dua orang anak.

"Saya dekati saya kira adiknya. 'Ini siapa kok lucu banget adiknya'? Ternyata bukan. 'Ini anak saya Bu', gitu kan," cerita Heni, Kamis (22/12).

Heni juga melihat orang dewasa yang baru berusia 33 tahun sudah memiliki cucu. Bahkan, cucunya pun sudah menikah. Menurut Heni kondisi di desa tersebut hampir sama dengan fenomena menikahkan anak di beberapa daerah di Jawa Barat.

Fenomena ini disebabkan berbagai faktor. Tidak karena faktor finansial, tapi juga budaya masyarakat setempat. Heni mengatakan, di desa tersebut perempuan yang berusia lebih dari dua puluh tahun belum menikah akan mendapat stigma sebagai perawan tua. "Orangtuanya malu bila anaknya belum menikah sebelum 20 tahun," kata Heni.

Heni menuturkan, kebutuhan finansial juga menjadi alasan para orang tua untuk menikahkan anaknya sejak dini. Di desa tersebut banyak anak yang dinikahkan dengan pendatang asing untuk mengurangi beban keluarga.

Karena kemiskinan, rumah yang sebelumnya ditempati satu keluarga menjadi ditempati dua sampai tiga keluarga. Menikahkan anak menjadi salah satu pilihan untuk mengurangi beban keuangan keluarga.

"Ada kakek-kakek dari Arab yang sudah tua, sudah punya cucu menikahi anak yang baru lulus SD," kata Heni. Karena memang banyak pendatang asing dari Arab, Korea dan Jepang yang datang ke desa tersebut.

Heni mengatakan tidak ingin budaya kota yang buruk tersebut dibawa ke desa ini. "Karena yang dijadikan korban anak-anak," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement