REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Seorang narapidana di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Lowokwaru Malang meninggal karena bunuh diri. Napi bernama Imam Slamet bin Pramu itu meninggal karena gantung diri menggunakan sarung pada Rabu (21/12).
Pria yang merupakan warga Kedungkandang Kota Malang itu diketahui meninggal sekitar pukul 13.30 oleh seorang penghuni lapas. Kepala Lapas Lowokwaru, Krismono, mengatakan kejadian bunuh diri berawal saat petugas lapas membuka pintu blok tahanan.
Tiba-tiba napi yang menghuni blok 14 kamar 11 itu lari menuju masjid lalu ke lapangan futsal di komplek lapas. Di lapangan futsal itu terdapat panggung hiburan. Di panggung tersebut Imam mengikatkan sarungnya untuk bunuh diri. "Sarung diikat pada tiang panggung setinggi dua meter, tapi karena loncat dia langsung meninggal," jelas Krismono pada Rabu (21/12) di Malang.
Ketika ditemukan, lidah Imam menjulur keluar dan terdapat cairan yang keluar dari alat kelaminnya. Dokter yang memeriksa Imam memastikan ia tewas karena bunuh diri. Mayat Imam kemudian dibawa ke kamar mayat Rumah Sakit Syaiful Anwar untuk memperoleh penanganan lebih lanjut.
Petugas telah menyelidiki kasus ini. Dari hasil keterangan sementara, pria 47 tahun tersebut tidak punya masalah apapun dengan teman-temannya. "Sebelumnya dia juga tidak menunjukkan tanda-tanda akan bunuh diri," imbuh Krismono.
Imam merupakan napi yang dijebloskan ke penjara karena terjerat kasus uang palsu. Ia divonis satu tahun empat bulan dan masa hukumannya akan berakhir pada Agustus 2017.