REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Penggagas komunitas yang bergerak di bidang sosial di Bima, Komunitas Babuju, Zulhaidin atau yang akrab disapa Rangga Babuju mengatakan, kondisi di Kota Bima sangat memprihatinkan pasca diterjang banjir bandang.
"Gelap, panik, tanpa akses komunikasi, tanpa bantuan makanan, tanpa perahu karet yang memadai," ujarnya, Rabu (21/12) malam.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari timnya di lapangan, Wilayah Kota Bima seperti kota mati. Hanya terdengar gemericik hujan dan gemuruh air bah yang belum juga surut. "Informasi, sore dan malam ini, hujan di (Kecamatan) Wawo masih deras," ungkapnya.
Ia melanjutkan, lokasi evakuasi terjadi di sejumlah titik yakni Bukit Jatiwangi, Dana Traha, Dorolonda, Soncotengge, Oi Si'i Rontu, Bukit Panggi dan Bukit Kosambo Mande.
Dia menambahkan, pada pukul 18.30 Wita, banjir setinggi dua meter meliputi sejumlah kelurahan di Kota Bima seperti Lewirato, Sadia, Penatoi, Penane, Kendo, Penaraga Timur, Kumbe, Rabangodu Selatan, Panggi, Waki, Kampo Sigu, Kampo Bara, Tanjung, Dara dan Sebagian Jatiwangi. Sedangkan banjir dengan ketinggian hingga tiga meter melanda sejumlah tempat seperti Melayu Asakota, Kumbe, Lampe, Dodu, Mande, Sadia II, Bedi, Samporo, Kampung Sumbawa.
"Kebetulan beberapa anggota (Babuju) Kabupaten Bima ke Kota Bima," katanya menambahkan.