Rabu 21 Dec 2016 13:55 WIB

Orang Tua Indonesia Masih Didik Anak dengan Kekerasan

Kekerasan dari orang tua terhadap anak.
Foto: pixabay
Kekerasan dari orang tua terhadap anak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Metode mendidik anak dengan cara kekerasan baik secara fisik maupun psikologis dalam rumah tangga di Indonesia masih tinggi, termasuk keluarga dengan kepala rumah tangga berpendidikan sarjana yang mencapai 44,07 persen.

"Masih cukup banyak kepala rumah tangga berpendidikan tinggi di Indonesia yang mendidik anaknya dengan menggunakan kekerasan," ungkap Direktur Statistik Ketahanan Sosial Badan Pusat Statistik (BPS) Thoman Pardosi saat ditemui di kantornya di Jakarta, Rabu (21/12).

Menurut dia, mayoritas orang tua di Indonesia masih menggunakan cara-cara kekerasan, baik psikologis maupun fisik dalam mendidik anaknya, mencapai 54,80 persen. Berdasarkan jenis kekerasan yang digunakan, 23,17 persen rumah tangga menggunakan cara-cara kekerasan psikologis dan fisik untuk mendidik anak.

Sedangkan persentase rumah tangga yang hanya menggunakan kekerasan psikologis sebesar 21,48 persen dan 10,16 persen yang hanya menggunakan kekerasan fisik. Ia menjelaskan, cara-cara yang mengandung kekerasan psikologis yang paling sering digunakan adalah dengan membentak atau menakuti anak, sebesar 41,86 persen.

Sementara itu, kekerasan fisik yang paling sering dilakukan adalah dengan mencubit atau menjewer anak sebesar 30,9 persen. "Cara-cara kekerasan yang dilakukan orang tua dalam mendidik anak ternyata berhubungan positif dengan tingkat pendidikan orang tua," katanya.

Namun dengan angka 44,07 persen kekerasan dilakukan orang tua berpendidikan, terlihat masih banyak orang tua bahkan yang berpendidikan tinggi, tidak mengerti cara mendidik anak dengan baik dan benar. Sebab, kata dia, didikan orang tua dengan menggunakan kekerasan akan menurunkan keharmonisan orang tua dalam keluarga, yang pada akhirnya berdampak pada ketahanan psikologis dan ketahanan keluarga yang kurang baik.

"Karena itu, lingkungan rumah anak yang terbangun dari sikap antikekerasan dalam mendidik anak harus diterapkan mulai dari lingkungan keluarga," kata Thoman.

Data BPS dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) mencatat, 51,87 persen rumah tangga berpendidikan SMA/sederajat masih mendidik anak dengan menggunakan kekerasan. Lalu 56,37 persen rumah tangga berpendidikan SMP/sederajat yang mendidik anak menggunakan kekerasan.

Sebesar 56,77 persen rumah tangga berpendidikan SD/sederajat mendidik anak dengan kekerasan. Dan sebesar 59,71 persen rumah tangga yang tidak mempunyai ijazah SD mendidik anak dengan kekerasan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement