REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu bertemu dengan Menhan Swedia Carl Anders Peter Hultqvist di Kementerian Pertahanan (Kemenhan), Jakarta Pusat, Selasa (20/12). Usai melakukan pertemuan bilateral, keduanya menandatangani nota nota kesepahaman (Mou) bidang pertahanan atau naskah Defence Cooperatian Agreement (DCA).
Ryamizard mengatakan, antara Indonesia dan Swedia memiliki kesamaan, yaitu merupakan negara Nonblok. Dia sangat senang dengan kebijakan Swedia yang memiliki semangat sama dengan Indonesia dalam hal menjaga perdamaian di dunia. "Jadi artinya kita tidak menginginkan perang, ingin perdamaian abadi. Jadi tidak ada musuh, kecuali musuh bersama kita, yaitu teroris" katanya.
Menurut dia, Indonesia sebenarnya sudah memiliki kerja sama khusus dengan Swedia dalam bidang industri pertahanan. Dia menyebut, meriam dan munisi yang diproduksi industri pertahanan dalam negeri, sebagian bahannya berasal dari Swedia. Ryamizard juga mengakui, dalam pertemuan itu juga disepakati soal pertukaran data informasi terkait intelijen.
Untuk semakin meningkatkan hubungan kedua negara, Ryamizard merencanakan supaya Indonesia memiliki Atase Pertahanan (Athan) yang berkantor di Stockholm. Dalam rombongan delegasi Swedia, terlihat Athan Indonesia untuk Inggris Kolonel Rui Duarte.
Saat ini, Athan Indonesia untuk Swedia masih merangkap untuk Inggris dan berkantor di London. Pun dengan Swedia yang tidak memiliki Athan di Indonesia yang masih merangkap dengan Singapura. "Kita selama ini tak punya Atase Pertahanan tetap. Ke depan kita jajaki dengan Swedia punya Atase Pertahanan sendiri agar kita jadi fokus," kata Ryamizard.
Mantan KSAD itu juga mengungkapkan, Menhan Swedia Carl Anders Peter Hultqvist menawarkannya untuk membeli beberapa alutsista yang bisa dipergunakan untuk TNI. Pihaknya tentu saja siap mengkaji penelitian bersama, tawaran transfer teknologi, hingga produksi alutsista bersama. "(Teknologi) Kapal selam ditawarkan. Beliau (Menhan Swedia) undang saya ke sana bicarakan itu. Dan kita kan mau buat kapal selam juga. Mereka juga menawarkan (teknologi) pesawat tempur. Intinya saling mengisi dan menyempurnakan," katanya.