REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Sumatera Utara mengingatkan kepada masyarakat agar mewaspadai penggunaan kertas hasil daur ulang. Sebab, sangat bahaya jika dijadikan pembungkus makanan.
"Hal ini dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada manusia, karena kertas tersebut bercampur dengan bahan kimiawi," kata Ketua YLKI Sumut, Abubakar Siddik di Medan, Selasa (20/12).
Para penjual makanan, menurut dia, harus lebih hati-hati untuk menggunakan kertas daur ulang tersebut. Di dalamnya, kemungkinan banyak terdapat bibit bakteri atau sumber penyakit yang akan menyerang manusia. "Sebelum peristiwa yang tidak diingini itu dapat terjadi, alangkah baiknya kita mengingatkan penggunaan kertas pembungkus yang diperoleh dari hasil daur ulang tersebut," kata Abubakar.
Ia menyebutkan, yang namanya kertas bekas atau hasil daur ulang, tentunya sangat rentan menimbulkan penyakit di tengah-tengah masyarakat. Hal ini harus segera dicegah. Masyarakat juga tidak mau mengalami jatuh sakit, hanya gara-gara menggunakan kertas daur ulang yang dihasilkan dari sebuah pabrik di negeri ini.
"Kita juga harus menyelamatkan masyarakat dari bahaya pemakaian kertas daur ulang tersebut," ucapnya.
Abubakar menjelaskan, kertas daur ulang itu, banyak dimanfaatkan penjual makanan untuk membungkus nasi, mie, martabak, gorengan, dan lain sebagainya. Untuk menghindari agar masyarakat tidak terkena penyakit yang sangat berbahaya itu, maka petugas Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Medan dapat turun tangan memeriksa kertas daur ulang tersebut.
Penyakit berbahaya yang bersumber dari zat-zat kimia tersebut, yakni kanker, kerusakan hati, gangguan reproduksi, dan lainnya. "Pemerintah melalui, Dinas Kesehatan, BBPOM dan institusi terkait lainnya harus meneliti terlebih dahulu kertas daur ulang tersebut, sebelum digunakan masyarakat maupun pedagang makanan," kata Ketua YLKI.
Berdasarkan riset yang dilakukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), jumlah bakteri yang terkandung dalam kertas pangan yang terbuat dari kertas daur ulang sekitar 1,5 juta koloni per gram. Sedangkan, rata-rata kertas nasi yang umum digunakan beratnya 70-100 gram. Artinya, ada sebanyak 105-150 juta bakteri yang terdapat di kertas tersebut.
Kandungan mikroorganisme di kertas daur ulang memiliki nilai tertinggi dibandingkan jenis kertas lainnya, ini melebihi batas yang ditentukan.