REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Jenazah salah seorang kru Hercules C-130 yang jatuh di Wamena, Papua, Kapten Pnb Jhan Hotlan Farlin Saragih tiba di Medan hari ini, Senin (19/12). Sehari sebelum pesawat itu jatuh dalam insiden Ahad (18/12), Jhan diketahui sempat mengubungi orangtuanya.
"Sama orang tuanya sebelum kejadian masih komunikasi. Ini kejadiannya hari Minggu, dia Sabtunya masih komunikasi. Itu cerita orangtuanya. Dia bilang, 'nggak rindu sama kami'," kata paman almarhum, Waldison Purba usai menjemput jenazah Jhan di Lanud Soewondo Medan.
Waldison mengaku mendengar informasi tewasnya Jhan dari keluarganya di Jakarta. Kabar itu didengar dia melalui telepon. Waldison pun segera menyalakan televisi untuk melihat berita. "Saya langsung buka tv, langsung saya lihat nama dia nomor dua. Jhan Farlin Saragih. Saya pun terkejut lah," ujar dia.
Menurut Waldison, saat itu, orang tua Jhan Hotlan Farlin Saragih belum mendengar kabar insiden yang menimpa anaknya. Mereka akhirnya tahu pada sore harinya. "Sesuai rencana rembukan keluarga, jenazah akan dimakamkan di kampung, desa Mariah Buttu, kecamatan Silau Kahaean, Simalungun. Direncanakan besok sekitar jam tiga sore," kata Waldison.
Jhan Hotlan Farlin Saragih meninggalkan seorang istri bernama Bripka Hotriani Kristina br Purba dan dua putra berusia empat dan dua tahun. Orang tua Jhan diketahui tinggal di Tebing Tinggi bersama adik perempuannya. Sementara dia bersama istri dan kedua anaknya tinggal di Malang.
Sebelumnya, jenazah Kapten Pnb Jhan Hotlan Farlin Saragih dipulangkan ke kampung halamannya di Sumatra Utara hari ini, Senin (19/12). Jenazah salah seorang kru Hercules C-130 yang jatuh di Wamena, Papua, Ahad (18/12) pagi ini tiba di Lanud Soewondo, Medan Polonia, Medan sekitar pukul 10.00 WIB. Jasad almarhum dan rombongan dibawa menggunakan pesawat Boeing 737-400 nomor AI-7301 milik TNI AU. Isak tangis dan teriakan histeris anggota keluarga menyambut kedatangan jenazah Jhan H F Saragih sebelum akhirnya dilepas ke kampungnya di Simalungun.