Senin 19 Dec 2016 05:53 WIB

Kalteng Diminta Berdaulat Pangan dan Ekspor Beras

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Hazliansyah
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat melakukan panen padi di daerah, beberapa waktu lalu.
Foto: Kementerian Pertanian
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat melakukan panen padi di daerah, beberapa waktu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) diminta untuk terus mendorong kedaulatan pangannya secara mandiri.

“Kami ingin Kalimantan Tengah pangannya mandiri. Jangan ambil dari daerah luar lagi, rantai pasoknya terlalu panjang, akibatnya terjadi inflasi dan akhirnya terjadi kemiskinan yang tidak akan terselesaikan,” kata Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman melalui siaran persnya kepada Republika.co.id, Senin (19/12).  

Adapun komoditas pangan yang harus dikembangkan dan ditingkatkan produksi mampu produktivitasnya seperti padi, jagung dan cabai.

Amran berharap, Kalteng tidak hanya mampu mandiri pangan, akan tetapi dapat melakukan ekspor beras ke negara tetangga, Malaysia.  Seperti diketahui, Malaysia melakukan impor beras setiap tahunnya sebanyak 1,2 juta ton. Ini menjadi ruang dan peluang bagi Indonesia agar dapat mengisi volume impor tersebut.

“Apabila ini dapat kita wujudkan, ini menunjukkan ketahanan pangan kita kuat dan ketahanan negara pun ikut kuat. Tapi, kalau mental petani atau pemuda masih minta-minta bantuan dan malas-malasan, pastinya negara kita akan selalu gagal,” terangnya.

Untuk mencapai itu, Amran menjelaskan upaya yang akan dilakukan Kementan melalui Program Upsus. Pertama, meningkatkan indeks pertanaman melalui rehabilitasi irigasi dan membangun embung. Dengan begitu, dari yang biasanya tanam satu kali menjadi dua sampai tiga kali tanam.

Selanjutnya, meningkatkan efisiensi  biaya produksi melalui bantuan alat mesin pertanian (alsintan). “Ketiga, meningkatkan produktivitas dari 5 ton menjadi 7 hingga 10 ton melalui bantuan benih unggul,” jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement