Jumat 16 Dec 2016 16:42 WIB

HTI Kutuk Kekejaman di Aleppo

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Ilham
 Massa yang tergabung dari Hizbut Tahrir Indonesia melakukan aksi di depan Kedutaan Besar Rusia, Jakarta, Jumat (16/12).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Massa yang tergabung dari Hizbut Tahrir Indonesia melakukan aksi di depan Kedutaan Besar Rusia, Jakarta, Jumat (16/12).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ratusan anggota organisasi masyarakat (ormas) Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat (16/12). Dalam aksinya, mereka mengutuk pasukan rezim Suriah yang melakukan pembantaian terhadap sejumlah warga sipil di Aleppo.

Dalam aksi penyampaian pendapat, massa mengusung beberapa poster yang meminta penghentian kekejaman di Aleppo, seperti 'Stop kebiadaban Rusia di Aleppo'. Humas HTI Jabar, Luthfi Afandi mengecam pembantaian yang disebut dilakukan tanpa pandang bulu, baik orang dewasa hingga anak-anak.

"Kami mengutuk keras tindakan rezim Bashar Assad dan sekutunya, rezim Putin, yang tanpa belas kasihan sedikitpun terus membantai rakyatnya sendiri dengan berbagai cara," kata Luthfi.

Dia mengatakan, sejauh ini warga tak berdaya atas serangan keji yang dilakukan rezim Bashar dan sekutunya. Mereka menyerang menggunakan senjata berat dan bom yang dikembangkan manusia.

Pihaknya juga kemudian menyerukan pada umat Islam di negeri ini untuk memberikan daya apa saja yang dimiliki untuk menolong warga Muslim di Aleppo. Menurutnya bila tidak segera dilakukan tindakan, maka aksi ini menjadi salah satu pembantaian terbesar terhadap penduduk sipil sejak perang dunia II.

Ia pun menambahkan, aksi ini ditujukan sebagai suara mendesak sikap serius oleh negeri-negeri Muslim dunia atas peristiwa yang terjadi di Aleppo bagian timur itu. "Kami mengecam sikap para penguasa negeri-negeri Muslim yang tak segera bertindak melihat warga Muslim Aleppo diperlakukan secara semena-mena oleh penguasa jahat," kata Luthfi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement