Kamis 15 Dec 2016 15:20 WIB

Ahok-Djarot Jalankan Visi Otak, Perut dan Kantong

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Nidia Zuraya
Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok (kiri) dan Djarot Saiful Hidayat (kanan).
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok (kiri) dan Djarot Saiful Hidayat (kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasangan cagub dan cawagub DKI Jakarta nomor urut dua, Basuki Tjahja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat  mengedepankan visi otak, perut dan kantong dalam programnya. Dengan tiga visi ini, keduanya akan mengedepankan program yang melibatkan peran kaum perempuan dalam membantu suami mencari uang lewat beberapa usaha kecil sampai bekerja dengan berbagai profesi.

"Untuk mereka kaum perempuan yang memilih bidang usaha informal ada program bagi hasil 20–80 untuk budidaya ini untuk ibu-ibu di Kepulauan Seribu, ada juga usaha konveksi seperti ibu-ibu di Rusun Tambora, membuat taplak meja, serbet, dan lainnya," kata Ahok di Rumah Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (15/12).

Menurut Ahok, berdasarkan pengalamannya, sangat biasa jika anak ditinggalkan ayah karena pengaruhnya tidak begitu besar. Tetapi kalau ditinggalkan ibu, pengaruhnya cukup besar.

"Jangan lupa kedahsyatan ASI terhadap perkembangan balita, dan itu membuktikan betapa peran perempuan cukup besar,” jelas Ahok.

Bagi Ahok, kesehatan perempuan menjadi prioritas karena ia tidak ingin rumah tangga menjadi pecah, hanya karena kesehatan perempuan tidak terjaga dengan baik. Untuk itu mantan Bupati Belitung Timur ini menaruh perhatian khusus untuk menjaga kesehatan gigi, agar tidak memiliki masalah kesehatan.

Ide untuk menjaga kesehatan gigi perempuan ini karena terinspirasi dengan banyak kasus yang terjadi di kampung halamannya, Belitung Timur. Di kampung halamannya, banyak suami lebih memilih betah menghabiskan waktu untuk ngobrol atau kongkow di kafe-kafe bersama perempuan penghibur. Kegiatan suami yang betah di kafe-kafe, karena para istri khususnya perempuan Belitung Timur enggan merawat dirinya.

Hal ini yang mengakibatkan para suami tidak betah tidak betah menghabiskan waktu bersama istri mereka. "Gigi tidak pernah dirawat, di rumah senangnya pakai daster melulu dan tidak mau berhias diri. Ini tentu membuat para suami nggak betah karena setiap hari melihat seperti itu," ucapnya.

Keluhan yang diterima di Belitung Timur ini dari para warganya baik perempuan dan lelaki ini membuat Ahok mengantisipasi agar hal yang sama tidak terjadi di Jakarta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement