REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- "Luar biasa Timnas kita bisa menang 2-1 melawan Thailand! Sudah lama kemenangan ini kita nantikan," kata CEO ESQ Ary Ginanjar, Kamis (15/12).
Menurut Ary, salah satu hikmah penting dari kemenangan ini adalah mereka (Timnas) telah mengajarkan team work (kerja sama tim) yang solid. Kata dia, tidak mungkin Timnas bisa menang kalau mereka main bola seorang diri.
"Menggiring bola seorang diri. Menjaga gawang seorang diri. Dan mencoba menjebol gawang seorang diri. Tentu mereka akan kelelahan, mereka akan kehabisan tenaga dan tentunya tidak akan menang," ucapnya, dalam keterangannya kepada Republika.co.id.
Dikatakan Ary, untuk membangun teamwork yang hebat ini, maka perlu keikhlasan tingkat tinggi dan anggota berani untuk tidak menonjol. Bayangkan, kata Ary, kalau Liberonya yang menjaga pertahanan belakang tidak tahan, lalu berbisik kepada kiper seraya berkata : "Ini tidak adil para striker bisa menggolkan dan dapat bonus? Sementara kita hanya menjaga di belakang".
"Mari sekarang para Libero bersama kiper kita maju ke depan dan kita jebol gawang lawan supaya dapat bonus dan dapat nama!".
Maka, tegas Ary, kemenangan bagi Timnas itu tidak akan terjadi. "Timnas ini bukan hanya mengajarkan teamwork, akan tetapi telah mengajarkan ilmu tauhid," ucapnya.
Ya ilmu tauhid untuk 'menyembelih' segala ego diri, sembelih rasa diri ingin dihormati, sembelih rasa diri ingin dihargai, sembelih rasa diri ingin paling hebat. Sembelih sifat merasa. "Inilah yang sedang terjadi kepada diri kita, pergaulan kita, organisasi kita, dan bangsa kita. Akibatnya, kita tidak bisa menang dalam persaingan dan tidak behasil dalam meraih tujuan besar," tandasnya.
"Terima kasih Timnas. Anda bukan hanya mengangkat derajat Merah Putih yg selama ini luntur oleh ego. Akan tetapi mengajar Tauhi untuk menyembelih ego diri. Laa Ilaha Ilallah. Bravo Timnas! Bravo Indonesia," ucap Ary Ginanjar.
Ikuti Whatsapp Channel Republika