Kamis 15 Dec 2016 00:45 WIB

Pemuda Muhammadiyah Terima Kunjungan Tokoh Muslim Jerman dan Afghanistan

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Bilal Ramadhan
PP Pemuda Muhammadiyah terima rombongan ulama dan pemuda Islam dari Afghanistan dan Jerman di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Rabu (14/12).
Foto: Istimewa
PP Pemuda Muhammadiyah terima rombongan ulama dan pemuda Islam dari Afghanistan dan Jerman di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Rabu (14/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah menerima rombongan ulama dan pemuda Islam dari Afghanistan dan Jerman, Rabu (14/12) malam. Rombongan disambut langsung oleh Ketua PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak, di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Menteng Raya No. 62, Jakarta Pusat.

Rombongan ulama dan pemuda Islam tersebut diorganisir oleh Max Planck Foundation, sebuah LSM Jerman yang bergerak dalam isu-isu perdamaian dan penegakan hukum. Kedatangan mereka bertujuan untuk mendapatkan best practice tentang bagaimana Muhammadiyah melalui Pemuda Muhammadiyah, bisa menghadirkan dakwah islam di negara yang plural, seperti Indonesia.

Pertemuan yang dilakukan selama dua jam itu juga membicarakan mengenai bagaimana cara Pemuda Muhammadiyah menangkal isu-isu radikalisme. Afridun Amu, Research Fellow di Max Planck Foundation, turut memberikan pandangan mengenai Pemuda Muhammadiyah.

"Pemuda Muhammadiyah memiliki peran penting dalam menangkal gerakan radikalisme dengan pendekatan yang berbeda, yakni melalui penegakan hukum dan penanganan kejahatan terorisme tanpa kekerasan," ujar Amu, Rabu (14/12).

Menurutnya, model deradikalisasi yang dilakukan Pemuda Muhammadiyah merupakan best practice dalam upaya merangkul dan melawan stigmatisasi. Hal tersebut diakuinya memberikan inspirasi bagi ulama Jerman dan Afganistan untuk melakukan hal serupa di negera mereka.

Dahnil menambahkan, Pemuda Muhammadiyah selama ini selalu berusaha menampilkan toleransi yang otentik, termasuk dalam upaya deradikalisasi. Upaya deradikalisasi yang dilakukan bukan formalistik, melainkan upaya merangkul siapapun yang terpapar pemikiran radikal.

"Dengan pendekatan dialog dan mendorong keberpihakan pemerintah untuk menghadirkan keadilan, penegakan hukum, dan kesejahteraan," kata Dahnil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement