REPUBLIKA.CO.ID, LEMBATA -- Program Kampung Keluarga Berencana (KB) tidak hanya untuk mengontrol angka kelahiran, tapi juga untuk membangun manusia dari ruang lingkup keluarga. Program Kampung KB juga saat ini menjadi fokus perhatian Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
"BKKBN menargetkan, satu tahun (membuat) satu Kampung KB," kata Kepala BKKBN, Surya Chandra Surapaty kepada Republika saat mengunjungi Kampung KB di Kampung Riangduah, Desa Bour, Kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Ia mengatakan, BKKBN membangun manusia melalui program Kampung KB. Masyarakat Kampung KB diajari bagaimana merencanakan pernikahan, merawat dan mendidik anak-anak sejak dini. Jadi, pembangunan tidak hanya sekedar membangun ekonomi masyarakat saja. Tapi juga membangun kualitas manusia dari ruang lingkup keluarga melalui program Kampung KB. "Kompetensi anak-anak didapatkan dari sekolah, pendidikan karakter anak-anak dari keluarga, jadi keluarga perlu dibangun dengan baik," ujarnya.
Ia menjelaskan, BKKBN siap membuat Kampung KB di mana saja. Tapi, yang paling penting masyarakat komitmen dan siap menjalankan program Kampung KB. Kalau belum siap masyarakatnya, BKKBN tidak akan langsung membuat Kampung KB di sana.
BKKBN tidak mau membuat Kampung KB yang asal-asalan, artinya program Kampung KB bukan acara seremonial yang kemudian ditinggalkan begitu saja programnya. Kampung KB akan terus dipantau dan dievaluasi, jadi masyarakat harus siap dulu sebelum dibuatkan Kampung KB.