REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Kabinet Pramono Anung memastikan prosesi pergantian jaga pasukan pengamanan presiden (Paspampres) tak akan dihentikan. Prosesi bulanan yang dapat disaksikan oleh masyarakat luas tersebut akan tetap berjalan seperti biasa. Hal itu disampaikan Pramono menyusul adanya ancaman bom yang menyasar kegiatan pergantian jaga Paspampres, akhir pekan lalu.
"Tradisi pergantian jaga tetap akan dilakukan supaya masyarakat bisa menikmati. Tapi tentunya dengan adanya ancaman itu, kewaspadaan harus ditingkatkan," ujar Pramono, di ruang kerjanya, Selasa (13/12).
Ia juga memastikan bahwa ancaman bom benar-benar ditujukan ke Istana. Hal tersebut ditegaskan Pramono untuk mengklarifikasi isu simpang siur yang menyebut bahwa Istana bukan menjadi target pengeboman. Namun begitu, menurutnya, tidak ada penambahan pengamanan di lingkungan Istana pasca adanya ancaman bom tersebut.
Lebih lanjut, Pramono menjelaskan bahwa Presiden juga telah menerima laporan lengkap mengenai kronologi ancaman bom, sesaat sebelum Jokowi bertolak menuju India untuk kunjungan kerja. Presiden, kata dia, memercayakan pada Kapolri untuk menindaklanjuti kasus tersebut.
"Presiden sudah memanggil Kapolri, Panglima TNI, Kapolda Metro Jaya dan Pandam Jaya, berkaitan dengan hal-hal yang ada, termasuk pengamanan selama Presiden meninggalkan Indonesia dari tanggal 11-15 Desember," ujar Seskab.