REPUBLIKA.CO.ID,Oleh: Erik Purnama Putra/Wartawan Republika
Indah Wulandari merogoh-rogoh koceknya. Pada awal Desember 2016 ini, ia tengah berada di toko Karim Murah di Pasar Balad, Jeddah, usai menikmati rangkaian ibadah umrah di Madinah dan Makkah. Dia seolah tidak percaya, uang yang digenggamnya tinggal 90 riyal Arab Saudi. Padahal, botol parfum pesanan saudaranya yang sudah dipilihnya berharga 100 riyal.
Dia sempat bingung dengan kekurangan uang itu. Sempet terbersit keinginan untuk menukarkan uang rupiah ke riyal. Namun, hal itu dirasanya nanggung lantaran jumlah yang dibutuhkan sedikit.
"Saya kira harganya murah. Ternyata uang sisa riyal kurang. Beruntung, kasirnya mau menerima uang Rp 100 ribu dan dikasih kembalian pakai riyal," kata Indah mengenang salah satu kisah uniknya usai menjalani ibadah umrah, kepada Republika, Senin (12/12).
Staf Tenaga Humas Pemerintah di Kementerian Kesehatan ini mengaku, takjub dengan pengalamannya berbelanja di Pasar Balad. Bagi Indah, membeli barang oleh-oleh di Pasar Balad seolah sedang berbelanja di rumahnya di Kota Depok.
Yang membuatnya terkejut, ketika ia mengaku sudah kehabisan uang riyal, penjaga toko yang mengerti beberapa kalimat bahasa Indonesia itu malah memberi layanan mengejutkan. Menurut Indah, ketika mampir di toko Kamal Murah, ia malah ditawari bisa utang kalau uangnya habis.
"Mereka terima rupiah. Di kasirnya, malah ada (toko) yang ditulisi bisa berbelanja pakai rupiah. Saya dan teman-teman ditawari bayar ketika sampai di Indonesia," kata Indah sambil tertawa.
Indah juga menyempatkan diri mampir ke toko Mang Oedin. Bukan berbelanja barang, tapi ia membeli bakso lantaran lidahnya sudah kangen dengan masakan Tanah Air. Karena persediaan uang riyal sudah habis, ia menyerahkan lembaran Rp 50 ribu untuk membayar menu pesanannya.
"Harganya 13 riyal, langsung dikonversikan jadi Rp 50 ribuan di depan kasir. Saya bayar pakai rupiah saja," katanya.