REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono, mengatakan aktivitas sesar yang menjadi penyebab gempa Aceh pada Rabu (7/12) bersifat lokal. BMKG memprediksi gempa Aceh tidak menimbulkan efek negatif bagi deretan sesar lain yang berada di luar sesar Samalanga-Sipopok.
Daryono menjelaskan titik pusat gempa Aceh berada pada 5,25 LU dan 96,2 BT. Titik pusat ini terletak 106 kilometer di sebelah tenggara Kota Banda Aceh.
"Melihat lokasi pusat gempa, diduga sesar yang menjadi pembangkit gempa bumi ini adalah Sesar Samalanga-Sipopok. Hasil analisis BMKG menunjukkan lokasi pusat gempa berdekatan dengan jalur sesar ini," ujar Daryono kepada Republika di Jakarta, Kamis (8/12).
Lebih jauh Daryono memaparkan berdasarkan catatan sejarah, pada 12 April 1967, gempa bumi berkekuatan 6,1 skala richter terjadi di sesar Samalanga. Berdasarkan penelusuran BMKG, dampak gempa ini sangat merusak.
Gempa pun mengakibatkan kerusakan 2 ribu rumah penduduk, 11 bangunan sekolah, lima masjid dan lima jembatan. Korban luka akibat gempa 49 tahun lalu itu tercatat cukup banyak, tetapi tidak sampai menyebabkan korban jiwa.
"Jika melihat lokasi episenter gempabumi Pidie Jaya saat ini dan Gempabumi Samalanga 1967, tampak ada kaitannya dengan keberadaan Sesar Samalanga- Sipopok. Namun untuk memastikan hubungan ini memang perlu dilakukan kajian lebih lanjut, " ujar Daryono.
Tim gabungan dari BMKG, Tim Revisi Peta Gempa Nasional, Badan Geologi, dan ITB telah menerjunkan tim survei ke zona gempabumi Pidie Jaya. Tim ini akan menelusuri sebaran aktivitas gempabumi beserta gempa susulannya untuk memastikan penyebab utama terjadinya gempa pada Rabu lalu.