REPUBLIKA.CO.ID, PIDIE JAYA -- Pasokan listrik merupakan infrastruktur vital dalam proses pemulihan pasca gempa di kabupaten Pidie Jaya. Karena itu setelah setelah gempa, di tengah gempa susulan yang masih terus terjadi, petugas PLN bertindak cepat dengan memperbaiki instalasi yang terganggu.
"Saat ini sudah 40 persen listrik menyala di kota, tinggal wilayah desa, mungkin besok menyala," kata Deputi Manajer Hukum dan Humas PLN wilayah Aceh, Bahrul Halid, Kamis (8/12). Gempa bumi berkekuatan 6,5 skala richter tersebut selain menimbulkan korban jiwa juga dan merusak beberapa bangunan dan infrastruktur kelistrikan yang ada di sana. Sebanyak 84 trafo distribusi milik PLN perlu pemulihan lebih lanjut akibat jatuh dari posisinya yang berada di atas tanah.
Kabel jaringan listrik tegangan menengah sepanjang 500 meter sirkit (ms) di Samalanga dan 25 kilometer sirkit (kms) di Meureudu-Beurenun juga rusak. Jaringan listrik Tegangan Menegah mengalami kerusakan akibat roboh, yakni sebanyak 48 tiang dan Tegangan Rendah sebanyak 60 tiang. Lokasi kerusakan tersebut berada di tiga titik, yakni Samalanga, Meureudu dan Beureunun. "Nilai kerugian belum dihitung," katanya.
Adanya gangguan dalam sistem kelistrikan tersebut menyebabkan listrik tidak tersalurkan sebesar 500 kilowatt (kW) di Samalangan dan 6 megawatt (MW) di Beureunun-Meureudu. Area di Samalanga, Meureudu dan Beureunun sempat mengalami pemadaman listrik sesaat setelah gempa yang berdampak pada sekitar 40 ribu pelanggan PLN.
Selain memperbaiki fasilitas yang rusak, PLN bersama Lembaga Amil Zakat, Infak dan Sedekah (LAZIS PLN) juga membuka Posko PLN Peduli di Meureudu, Pidie Jaya. Posko tersebut berfungsi sebagai posko tanggap darurat yang juga menyediakan dapur umum dan sarana kesehatan. PLN juga mengerahkan sedikitnya 50 petugas dari Banda Aceh, Meulaboh, dan Langsa untuk membantu mengatasi musibah tersebut.