Kamis 08 Dec 2016 17:37 WIB

Ini Hasil Analisis BMKG Soal Gempa Aceh

Rep: Dian Erika Nugraheny/ Red: Esthi Maharani
 Bangunan Masjid yang ambruk akibat gempa di Pidie Jaya, NAD, Kamis (8/12).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Bangunan Masjid yang ambruk akibat gempa di Pidie Jaya, NAD, Kamis (8/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono, mengatakan aktivitas sesar yang menjadi penyebab gempa Aceh pada Rabu (7/12) bersifat lokal. BMKG memprediksi gempa Aceh tidak menimbulkan efek negatif bagi deretan sesar lain yang berada di luar sesar Samalanga-Sipopok.

Daryono menjelaskan titik pusat gempa Aceh berada pada 5,25 LU dan 96,2 BT. Titik pusat ini terletak 106 kilometer di  sebelah tenggara Kota Banda Aceh.

"Melihat lokasi pusat gempa,  diduga  sesar yang menjadi pembangkit gempa bumi ini adalah Sesar Samalanga-Sipopok. Hasil analisis BMKG menunjukkan lokasi pusat gempa berdekatan dengan jalur sesar ini," ujar Daryono kepada Republika di Jakarta, Kamis (8/12).

Jika ditinjau dari kedalaman pusat gempa, guncangan pada Rabu pagi tersebut merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar mendatar (strike-slip fault). Aktivitas sesar sangat berpotensi terjadi mengingat gerakan subduksi lempeng yang bersumber di Samudera Hindia sebelah barat Sumatera, dan Sistem Sesar Sumatera (Sumatera Fault Zone) yang terdapat di daratan.

Menurut Daryono, sebaran struktur sesar aktif Samalanga-Sipopok  mencakup segmen Aceh, Seulimeum dan Tripa. Selain itu terdapat struktur sesar yang lokal lain seperti Sesar Lhokseumawe.

"Menilik kondisi sesar yang ada tidak heran jika selama periode 1936-2016 terjadi gempa bumi signifikan dan merusak sebanyak 22 kali di Provinsi Aceh. Meski begitu, aktivitas sesar di sana sifatnya lokal, bukan regional," ungkap dia.

Karena itu, BMKG memprediksi tidak ada dampak negatif terkait pergerakan sesar di luar jalur Samalanga-Sipopok setelah gempa pada Rabu. Masyarakat di Aceh pun diminta tidak panik karena magnitudo gempa bumi susulan  terus mengecil.

"Ini menunjukkan bahwa kondisi tektonik di zona gempa bumi kondisinya  semakin stabil. Sehingga sangat kecil peluang akan terjadi gempabumi susulan yang lebih besar dari gempabumi utama (main shock). Untuk itu warga masyarakat Pidie Jaya dihimbau agar tetap tenang, ikuti arahan Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA)," tambah Daryono.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement