REPUBLIKA.CO.ID, PIDIE JAYA -- Petugas Pekerjaan Umum Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, berupaya menutupi retakan di jalan raya akibat gempa tektonik berkekuatan 6,5 skala Richter (SR) pada Rabu (7/12) pagi dengan menambalnya. Jalan retak terlihat di sejumlah titik dengan memanjang hingga arus kendaraan hanya menggunakan satu jalur saja.
Retakan itu juga terlihat di sejumlah jembatan akibat besarnya kekuatan gempa tersebut. Petugas memasukkan pasir ke dalam celah-celah retakan di badan jalan itu.
Sementara, aparat gabungan dari TNI dan Polri harus bekerja keras mencari korban reruntuhan bangunan dengan dibantu eskavator. Warga juga banyak yang masih bertahan di tenda-tenda pengungsian darurat karena khawatir akan terjadinya gempa susulan.
Sebelumnya, salah satu korban gempa Basri di lokasi pengungsian di Gampong (desa) Masjid Tuga, Kamis menyatakan, usai gempa dahsyat Rabu (7/12) pagi pihaknya enggan kembali ke rumah dan khawatir terjadi gempa susulan.
"Akibat gempa Rabu pagi, rumah kami retak parah dan gempa susulan terus terjadi, kami takut kembali ke rumah," ucap Basri.
Untuk menghindari bertambahnya jatuh korban, pihaknya sepakat mengungsi sementara waktu ke Dayah Al-Muhajirin. Pasalnya, guncangan gempa bumi berdampak robohnnya bangunan maupun rumah yang ditempati oleh warga.
"Gempa subuh itu saja banyak rumah yang roboh, apalagi rumah yang sudah retak tentu sangat mudah roboh," ujarnya.