REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masa kampanye calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta sudah berjalan satu bulan lebih. Cagub nomor urut tiga Anies Baswedan mengaku banyak cerita menarik selama sebulan lebih ia menyapa masyarakat Ibu Kota.
Hampir setiap hari sejak masa kampanye dimulai pada 28 Oktober 2016, Anies selalu mengunjungi tujuh hingga sepuluh titik. Ia terus menyapa dan menyerap aspirasi warga DKI. Tak jarang, ia harus memasuki gang-gang sempit dan permukiman kumuh.
Pernah suatu hari saat kampanye, Anies mengajak temannya ikut blusukan. Namun, baru satu titik dari sepuluh titik kampanye di hari tersebut, temannya tak lagi mengikuti blusukan.
"Baru satu titik, dia pulang terus mandi. Katanya nggak sanggup, padahal kita bisa sampai sepuluh titik per hari. Ha..ha..ha," kata dia saat berdiskusi santai 'Rabu Bersama' dengan pewarta dan relawan di kediamannya, di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Rabu (7/12) malam.
Menurutnya, kejadian itu merupakan potret dari apa yang terjadi secara umum. Tak sedikit dari mereka yang masuk dalam kelas menengah, baik swasta maupun aparat pemerintah, menjadi berjarak dengan masyarakat. Kondisi masyarakat kelas menengah ke bawah, khususnya DKI, sangat memprihatinkan.
Ia mengaku merasakan betul keadaan mereka yang dikepung kemiskinan. Selama sebulan lebih berkampanye ke rumah-rumah warga, Anies mengaku banyak pengalaman. Bahkan, ia mengatakan, blusukan yang dilakukan dianggapnya sebagai perjalanan spiritual.
Mantan menteri pendidikan itu menyatakan, kemiskinan di Ibu Kota sangat memprihatinkan. Kesenjangan yang ada sangat menganga. Orang paling kaya ada di Jakarta, tapi orang miskin dengan tingkat kebahagiaan yang rendah, menurutnya, juga ada di Ibu Kota. "Ini sangat ironi," ujar dia.
Pengentasan kemiskinan, merupakan hal pertama yang akan digarap oleh pasangan Anies-Sandiaga. Dalam jangka pendek dan menengah, penurunan harga bahan pokok dan penyediaan lapangan kerja menjadi jurus pasangan yang diusung Gerindra dan PKS ini.
Dan, dalam jangka panjang, lanjut dia, solusi pengentasan kemiskinan adalah pendidikan. Pendidikan yang bermutu akan menjadi kunci bagi setiap orang untuk keluar dari belenggu kemiskinan. Anies mengaku, banyak kemiskinan di Jakarta menurun hingga dua sampai tiga generasi.