Rabu 07 Dec 2016 19:48 WIB

Tingkat Hunian Hotel di Yogyakarta Diprediksi Turun

Rep: Yulianingsih/ Red: Fernan Rahadi
Salah satu hotel di Yogyakarta.
Foto: infohotel.asia
Salah satu hotel di Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dewan Pengurus Daerah (DPD) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia DIY mengindikasikan tingkat hunian hotel di Yogyakarta pada libur akhir tahun 2016 ini mengalami penurunan dibandingkan 2015 lalu. Meskipun akhir tahun ada libur panjang namun tingkat hunian hotel diperkirakan tidak bisa maksimal.

Hal itu disebabkan jumlah hotel di DIY semakin bertambah banyak sementara jumlah wisatawan tidak mengalami peningkatan signifikan. Ketua DPD PHRI DIY, Istijab Danunegoro mengatakan, pihaknya memperkirakan tingkat hunian hotel berbintang di DIY selama libur akhir tahun hanya mencapai 60-70 persen saja.

Sementara tingkat hunian hotel melati hanya 50 persen. "Jumlah ini menurun 10 persen dibandingkan tahun lalu, karena jumlah hotel yang semakin banyak sementara wisatawan tidak naik signifikan," ujarnya, Selasa (6/12).

Diakuinya, untuk hotel-hotel berbintang di ring I (Malioboro) tingkat hunian bisa mencapai 90-100 persen. Bahkan saat ini reservasi tamu hotel untuk akhir tahun di sekitaran hotel ring I sudah mencapai 80 persen. Namun untuk hotel di ring II sekitar Malioboro tingkat hunian hotel diperkiarakan hanya 80-90 persen saja dengan reservasi saat ini sudah mencapai 75 persen dan hotel di ring 3 (agak jauh dari Malioboro) okupansi hanya mencapai 70 persen saja dengan reservasi saat ini sudah 55 persen.

Sedangkan hotel di luar ring 3 diperkirakan sulit mencapai okupansi 60 persen. Sementara hotel melati dikisaran 50 persen saja. "Hotel-hotel di luar ring I hanya menuggu dapat limpahan tamu hotel dari Ring I," ujarnya. Itu pun, kata dia, hotel juga harus berebut dengan beberapa program maupun acara saat libur akhir tahun.

Dikatakan Istijab, saat ini jumlah hotel berbintang di DIY sudah mencapai 120 hotel dengan jumlah kamar sebanyak 11.170 kamar. Itu pun masih ada 26 hotel bintang yang masih dalam proyek pembangunan dengan jumlah kamar 4.388 kamar. Sedangkan hotel non bintang di DIY mencapai 1.067 hotel dengan jumlah kamar 13.674 kamar.

Menurutnya, DIY saat ini bukan lagi tujuan wisata utama di Indonesia. DIY kata dia, sudah berada di peringkat keempat tujuan wisata di Indonesia setelah Bali, Bandung dan Surabaya. "Jika tidak ada ide kreatif untuk menggali potensi wisata yang ada, maka DIY akan semakin ditinggalkan. Wisatawan pun semakin berkurang yang berdampak hotel akan semakin sepi," ujarnya.

Sementara itu Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Yogyakarta, Bambang Kristianto mengatakan, berdasarkan hasil survei yang dilakukan pihaknya tingkat hunian hotel (TPK)  pada Oktober 2016 rata-rata mencapai 59,39 persen. Angka ini mengalami kenaikan sebesar 3,18 poin dibandingkan bulan sebelumnya yang menunjuk besaran angka 56,21 persen. TPK hotel non bintang atau akomodasi lain rata-rata sebesar 29,63 persen, mengalami kenaikan sebesar 2,41 poin dibandingkan bulan September 2016 yang mencapai besaran angka 27,22 persen.

"Dimana rata-rata lama menginap tamu di hotel bintang di DIY pada bulan Oktober 2016 menunjuk besaran angka 1,66 malam, mengalami kenaikan sebesar 0,03 malam bila dibandingkan dengan rata-rata lama menginap bulan sebelumnya. Rata-rata tamu menginap terlama 1,94 malam terjadi pada hotel bintang empat sedangkan tersingkat 1,48 malam pada hotel dua dan bintang tiga," ujarnya.

Sementara pada hotel non bintang/akomodasi lain rata-rata lama menginap 1,14 malam, mengalami kenaikan sebesar 0,02 malam jika dibandingkan bulan sebelumnya. Rata-rata menginap terlama selama 1,55 malam pada kelompok kamar 25-40, sedangkan tersingkat 1,00 malam pada kelompok kamar kurang dari 10 dan dan lebih dari 40.

Jumlah tamu yang menginap di hotel selama bulan Oktober 2016 tercatat sebanyak 416.097 orang, terdiri dari 397.082 orang tamu nusantara dan 19.015 orang tamu mancanegara. Dari jumlah tersebut menginap di hotel bintang sebanyak 189.750 orang dan 226.347 orang menginap di hotel non bintang atau akomodasi lain.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement