REPUBLIKA.CO.ID, ACEH -- Gempa dengan 6,4 skala richter yang terjadi di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, terasa hingga ke Kota Banda Aceh. Gempa terjadi pada sekitar pukul 05.00.
Salah seorang warga Banda Aceh, Egi Nur Fajar Ali menuturkan gempa memang terasa sampai Kota Banda Aceh. Pada mulanya, goyangan gempa begitu lembut. Lambat laun, goyangannya kemudian bergerak begitu cepat.
"Gerakan gempanya enggak langsung cepat, awalnya naik-turun gitu, baru kemudian goyangannya cepat, dug.. dug .. dug," ujar dia menceritakan, saat dihubungi Republika, Rabu (7/12).
Saat gempa terjadi, Egi sudah dalam kondisi bangun dan hendak menunaikan Shalat. Kamarnya gelap, lampu belum dia dihidupkan. Tiba-tiba, galon dan perabotan di kamarnya bergoyang. Kemudian, segera ia menyalakan lampu kamar.
Egi pun langsung keluar rumah dan berlari menuju area yang berjauhan dari bangunan. Beberapa warga yang lain juga berhamburan keluar dari rumahnya untuk mencari posisi yang aman dan menjauh dari bangunan. Sebagian bahkan ada yang sampai berlari menuju bebukitan "Di luar, orang-orang terus mengumandangkan suara allahuakbar, terus-terusan sampai gempanya selesai," tutur dia menjelaskan.
Sejumlah warga juga berupaya mengamankan diri dengan menjauhi lokasi keberadaan pantai. Mereka khawatir gempa kali ini menyebabkan peristiwa tsunami kembali terulang.
"Jadi larinya pada ke arah yang jauh dari pantai, karena kan takutnya terjadi tsunami," ucap pria yang bekerja di salah satu perusahaan farmasi di Banda Aceh ini.
Usai gempa, lanjut Egi, tidak ada bangunan di Banda Aceh yang runtuh. Hanya, ada beberapa bangunan yang retak akibat goyangan gempa.
Pemerintah Provinsi Aceh melalui Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) menyatakan data terakhir hingga pukul 13.30 WIB, sudah ada 51 korban meninggal gempa bumi di Kabupaten Pidie Jaya. Angka korban meninggal tersebut diperkirakan masih akan terus bertambah.
"Korban meninggal sampai saat ini sudah 51 orang dan masih bisa bertambah," ujar Kepala Biro Humas Pemerintah Provinsi Aceh Frans Dellian saat dihubungi, Rabu (7/12).