REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo mengatakan ingin produksi pertanian terdongkrak melalui pengembangan sumber-sumber air, alat mesin pertanian. Jokowi juga meminta peningkatan akses modal bagi petani melalui kredit usaha rakyat.
"Sejak 2015 pemerintah telah mengubah fokus anggaran Kementan untuk belanja sarana prasarana, yaitu pada kisaran 60 persen, dan dalam RAPBN 2017 nantinya ditetapkan belanja sarana prasarana pertanian sebesar 70 persen dari total anggaran yang ada di Kementan atau senilai Rp16,6 triliun," katanya dalam rapat terbatas bertopik Pengembangan Sumber-sumber Air dan Alat Mesin Pertanian dan Permodalan Petani Melalui Kredit Usaha Rakyat di Kantor Presiden Jakarta, Selasa (6/12).
Presiden mendapatkan laporan saat ini lahan pertanian di Indonesia mencapai seluas 36,8 juta hektare tapi belum dimanfaatkan secara maksimal. Salah satu contohnya, kata Presiden, adalah ada luas lahan persawahan 8,1 juta hektare namun baru 4,1 juta hektare yang teraliri air irigasi yang itupun masih perlu diperbaiki.
"Saya minta fokus atasi masalah sarana prasarana ini, saya juga ingatkan ada 4 juta lahan sawah yang belum teraliri air. Masih ada juga 5,02 juta hektar huma ladang dan 12,01 juta hektare tegal atau kebun yang perlu dibuatkan kantong air atau embung agar bisa nanam dua kali," katanya.
Menurut dia, tidak ada pilihan lain selain harus mengembangkan sumber air, normalisasi sungai, memperbaiki saluran irigasi primer dan sekunder, serta membangun embung. Dengan cara itu Indonesia bisa mengoptimalkan lahan pertanian yang ada dan dapat meningkatkan produksi pertanian agar swasembada pangan bisa tercapai.
"Saya juga minta lahan tidur yang mencapai 11,7 juta hektare segera bisa dimanfaatkan," katanya.
Selain itu untuk peningkatan produksi pertanian, Presiden juga meminta untuk dilakukan pengembangan alat mesin pertanian serta meningkatkan akses modal petani melalui skema KUR. Ia juga menekankan pentingnya antisipasi terkait alat mesin pertanian yang kebutuhannya diperkirakan akan terus meningkat sejalan dengan optimalisais lahan pertanian serta pembukaan lahan baru.