REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pariwisata mendukung sayembara desain toilet umum yang diselenggarakan oleh Asosiasi Toilet Indonesia (ATI) untuk mendukung infrastruktur pariwisata di Indonesia. Toilet yang bersih dan menarik diharap bisa mendukung industri pariwisata Indonesia.
"Indonesia masih mendapat rangking yang buruk mengenai sarana dan prasarana terkait pariwisata dari Tour and Travel Index, salah satunya ketersediaan toilet yang memadai," kata Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Dadang Rizki Ratman saat meluncurkan sayembara tersebut di Kementerian Pariwisata, Jakarta, Senin (5/12).
Sayembara ini terbuka untuk umum, mahasiswa, desainer, sipil dan arsitektur, dengan total hadiah senilai Rp 300 juta, satu pemenang utama masing-masing kategori berhak atas hadiah sebesar Rp 50 juta. Kategori toilet tersebut terbagi atas enam jenis yaitu, toilet umum di kawasan wisata pegunungan, kawasan pantai, konservasi alam, toilet apung, penginapan dan toilet umum bandara.
Dukungan tersebut terkait dengan target daya saing pariwisata Indonesia di tingkat global yang diprediksi akan berada di rangking 30 dunia pada 2019, dari posisi sekarang berada di 50 besar dunia, dari semula posisi 70. Selain itu, laporan dari World Economic Forum tahun lalu, menyebutkan indikator kelemahan pariwisata Indonesia antara lain pada infrastruktur pariwisata, infrastruktur ICT, kesehatan serta kebersihan, dan aksesibilitas terkait konektivitas, kapasitas kursi dan penerbangan langsung.
"Kelemahan tersebut akan kami perbaiki, salah satunya melalui sayembara toilet ini," kata Dadang.
Kemudian Ketua ATI, Naning Adiwoso berpendapat bahwa penyelenggaraan ini sebagai upaya memberikan kesadaran kepada pemerintah daerah dan pengelola destinasi wisata untuk menyediakan toilet umum yang layak. "Hal ini merupakan bagian dari pembangunan berkelanjutan 2020 (Sustainable Development Goals 2020) yakni menjamin ketersediaan dan pengelolaan air serta sanitasi yang berkelanjutan," kata Naning.
Ia juga menjelaskan bahwa hal ini untuk mendidik masyarakat mengenai perhatian terhadap sanitasi, apakah hal tersebut terpengaruh dari lingkungan atau terkait kebiasaan. Dengan kebersihan sanitasi maka kesehatan semakin mudah dikontrol.