Senin 05 Dec 2016 17:51 WIB

Peserta Pilkada Kota Tasik Diajak Donor Darah

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Andi Nur Aminah
 Petugas merapikan labu darah dari pendonor di Kantor Palang Merah Indonesia
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Petugas merapikan labu darah dari pendonor di Kantor Palang Merah Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Yayasan Setetes Darah Sejuta Harapan (Setara) mengadakan penggalangan kantung darah dari pendonor pada Senin, (5/12) di Asia Plaza. Dalam kesempatan itu, pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kota Tasik diajak serta mendonorkan darahnya.

Ketua Setara Baehaqi mengatakan tujuan mengajak paslon agar memahami bahwa kekurangan pasokan darah merupakan masalah di Kota Santri. Sehingga ia berharap paslon tak hanya memikirkan pendidikan dan pembangunan infrastruktur saja. Sebab, menurutnya pasokan darah amat bergantung terhadap keberlangsungan manusia.

"Ini berkenaan nyawa dan ketergantungan seperti thalasemia, kecelakaan ibu hamil. Agar paslon mengetahui persoalan ini. Semua kandidat kita undang dari calon wali dan wakil enam orang kita undang melalui surat. Kita tidak milih-milih," katanya pada wartawan.

Ia menilai kendala penyediaan darah di Kota Tasik terbilang klasik, yaitu pendonor minim dan yang membutuhkan kantung darah tergolong tinggi. Adapun upaya mengatasinya dengan sosialiasasi pada masyarakat agar menyadari pentingnya berbagi darah. Ia memperkirakan ada 300 kantung darah yang bisa diperoleh hari ini.

"Masyarakat akan tahu calon pemimpinnya, jadi minimal pendonor bertambah karena rasa ingin tahu masyarakat menemui mereka. Mereka juga lebih tahu siapa figur para kandidat dengan bertemu secara langsung," ujarnya.

Sementara itu, Cawalkot Tasik nomor urut 1, Dicky Chandra mengaku ikut donor darah karena diajak oleh keponakannya. Menurutnya, permasalahan suplai kantung darah bisa terbantu dengan adanya ruang cuci darah atau hemodialisa di RSUD Dr Soekardjo. Selain itu, ia ingin adanya kerja sama dengan Kabupaten Tasik karena alatnya berasal dari sana.

"Hari ini sudah ada solusi dari wali kota sebelumnya dengan transfusi darah agar tidak lagi menyebrang ke Kabupaten untuk penuhi pasokan darah. Kerja sama kabupaten dan kota agar lebih profesional. Laporan dari PMI donor sudah bagus namun problem kemarin alatnya terpaku milik PMI Kab Tasik," jelasnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement