REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat berupaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi di kawasan Jabar Selatan. Salah satunya dengan mengembangkan program Banana Green Belt.
Program ini adalah penanaman pisang di sepanjang jalur selatan Jawa Barat atau Priyangan Timur. Mulai dari Kabupaten Garut hingga Kabupaten Pangandaran.
Hal ini disampaikan oleh Asisten Daerah II Setda Provinsi Jawa Barat Denny Juanda. Perhatian Pemprov Jabar kepada wilayah tersebut untuk membuat perekonomian Priyangan Timur lebih meningkat.
"Program tersebut (Banana Green Belt) merupakan upaya dari Pemprov untuk memacu roda perekonimian di kawasan Jawa Barat selatan. Karena perekonimian di kawasan tersebut masih belum berkembang dengan baik," kata Denny di Bandung, Senin (5/12).
Denny menyebutkan Banana Green Belt dikatakannya pertama kali dicetuskan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. Dengan mendongkrak perekonomiannya maka akan juga meningkatkan pendapatan asli daerah.
Menurutnya, program ini terinspirasi dari Meksiko yang juga mengembangkan komoditas pisang. Di Jawa Barat ini akan diaplikasikan dengan menanam dua jenis pisang yakni pisang raja bulu dan cavendis di jalur Jawa Barat selatan sepanjang 400 km.
"Polanya setiap 1 km dari total panjang jalan 400 km akan disiapkan lahan seluas 4 hektar untuk ditanami dua jenis pisang tersebut," ujarnya.
Penanaman pisang ini disebutnya tentu akan melibatkan masyarakat sekitar. Dengan lahan yang disiapkan itu dari BUMD Agro Jabar juga lahan warga. Dengan demikian, warga akan dirangsang agar mau menanam pisang yang memiliki nilai ekonomi cukup baik.
Kemudian, tambah Denny, BUMD Agro Jabar akan menyalurkan atau menjual pisang-pisang tersebut ke toko-toko modern. Termasuk mempromosikan ke masyarakat luas. Sehingga roda ekonominya jelas dan dapat berjalan secara berkesinambungan.