Senin 05 Dec 2016 07:17 WIB

3.000 Gay di Kota Tasik Terancam HIV/AIDS

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Angga Indrawan
HIV/AIDS
Foto: pixabay
HIV/AIDS

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) mendata setidaknya ada 3.000 orang berstatus penyuka sesama jenis atau gay di Kota Tasikmalaya. Dari data tahun 2016, 50 persen penderita Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kelompok gay.

Pengelola Program Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Wawan Wardiana mengatakan jumlah total tiga ribu gay itu berpotensi lebih banyak. Sebab, pendataan terhadap gay amat sulit karena menuntut pengakuan mereka. Sehingga pihak KPA pun merangkul Perhimpunan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) dalam proses pendataan tersebut.

"Angka tersebut sangatlah mengejutkan, namun perlu dicatat dari 3.000 orang itu 46 persen adalah orang Kota Tasikmalaya, namun sebagian lagi orang luar yang kebetulan singgah disini. Jadi kadang sulit juga mendata para gay ini, karena mobilitas mereka tinggi atau suka berpergian jauh,” katanya pada wartawan, Ahad (4/12).

Sementara itu, ia menyebut angka penderita HIV/AIDS di Kota Tasik cenderung mengalami kenaikan. Tercatat ada 60 kasus dari periode Januari-September 2016. Adapun jika ditotalkan sejak tahun 2004, maka ada sebanyak 405 orang yang menderita HIV/AIDS.

"Jumlah 405 orang tersebut merupakan angka kumulatif penderita HIV/AIDS di Kota Tasikmalaya sejak tahun 2004. Kalau di tahun 2016 ini, sejak bulan Januari hingga bulan September ada tambahan sebanyak 60 kasus,” ujarnya.

Ia menyoroti dari 60 penderita pada tahun ini, 50 persen diantaranya ternyata kelompok homoseksual alias gay. Adapun sisanya merupakan masyarakat umum. Alhasil KPA pun memilih memfokuskan penanganan HIV/AIDS bagi kaum gay lewat sosialisasi.

“Ada pergeseran trend, jika tahun 2015 paling banyak menyerang kaum heterosekual, namun di tahun 2016 bergeser ke kaum homosekual. Karena kami menangani keseluruhan golongan, tapi tahun ini kami lebih memperhatikan penanggulangan untuk kaum LGBT,” jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement