REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Sebanyak dua bayi gajah lahir di Konservasi Bali Elephant Camp (BEC) di Desa Carangsari, Kabupaten Badung, Bali. Pemilik Konservasi BEC IGA Agung Inda Trimafo Yudha mengatakan dua bayi gajah yang lahir di tahun ini dari induk yang berbeda.
"Bayi gajah yang lahir pertama pada Agustus bertepatan dengan suasana hari suci Saraswati. Oleh karena itu nama gajah itu diberi nama Saraswati. Sedangkan yang kedua lahir pada bulan peringatan Hari Pahlawan, November lalu," katanya, Sabtu (3/12).
Ia mengatakan untuk memberi sebuah nama kepada bayi gajah tersebut harus berkonsultasi dengan Badan Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA), karena instansi tesebut yang paling berhak mempublikasikan keberadaan gajah itu.
"Untuk bayi gajah kedua sampai saat ini belum diberi nama, karena kami masih berkonsultasi dengan pihak KSDA. Kalau sudah disetujui kami akan publis nama gajah tersebut," ucapnya.
Ia menjelaskan, di kawasan konservasi BEC, juga dikembangkan True Bali Experience adalah perusahaan swasta pariwisata berbasis petualangan alam, konservasi dan agrowisata. Di dalamnya terdapat Bali Elephant Camp yang mulai berdiri sejak 2005 bekerja sama dengan pemerintah di tingkat pusat, khususnya di Kementerian Kehutanan dan KSDA.
"Kami menjadi partner diberikan hak untuk menjadi balai konservasi yaitu gajah. Sebanyak 13 gajah diadopsi dari Riau dan Lampung dengan misi utama merawat, melakukan konservasi, dan membantu proses regenerasi gajah," ujarnya.
Sejak tahun 2005, kata Inda Trimafo, pihaknya berusaha merawat gajah yang datang dalam usia cukup muda tersebut. Hal itu berhasil dilakukan, dibuktikan dengan berkembangbiaknya gajah.
"Salah satu ciri gajah yang hidupnya bahagia adalah bisa berkembangbiak seperti yang dialami gajah di Bali Elephant Camp," ucapnya.