REPUBLIKA.CO.ID, BOJONEGORO -- Camat Baureno, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Wardoyo mengatakan warga di 14 desa yang menjadi korban banjir luapan Bengawan Solo tidak bersedia mengungsi. "Warga tetap tidak bersedia mengungsi, meskipun ketinggian air luapan Bengawan Solo masih tinggi. Kalau saja ada yang rumahnya kebanjiran cukup dalam ya mengungsi di tetangganya," kata dia, di Bojonegoro, Sabtu (3/12)
Meski demikian, menurut dia, tim penanggulangan bencana kecamatan membangun dua tenda pengungsian di Desa Kalisari dan Karangdayu, untuk mengantisipasi kemungkinan ada warga korban banjir yang mengungsi.
"Di posko di dua desa itu juga dibuka dapur umum untuk melayani korban banjir yang tidak mengungsi. Caranya makanan didistribusikan dengan perahu ke rumah-rumah warga," jelas dia.
Sesuai data dari Kecamatan Baureno menyebutkan genangan banjir di wilayah setempat dengan ketinggian berkisar 0,50-1,5 meter telah merendam 2.582 rumah dan jalanan desa sepanjang 11 kilometer. Selain itu, lanjut dia, genangan banjir juga merendam tanaman padi seluas 1.764 hektare, dengan usia berkisar 20-50 hari dengan perkiraan kerugian mencapai Rp7,4 miliar lebih. Banjir juga merendam tanaman palawija, juga tanaman pertanian lainnya termasuk prasarana dan sarana umum.
"Ada sembilan SD yang terendam air banjir sehingga siswanya terpaksa diliburkan," ucapnya menambahkan.