Sabtu 03 Dec 2016 06:05 WIB

Diawali Tahlil, Diakhiri Shalawat

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Damanhuri Zuhri
Umat muslim berdoa saat mengikuti aksi damai di kawasan Monas, Jakarta, Jumat (2/12)
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Umat muslim berdoa saat mengikuti aksi damai di kawasan Monas, Jakarta, Jumat (2/12)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi Bela Islam III berhasil mengundang massa membanjiri jalan-jalan utama Ibu Kota Jumat (2/12) pagi dan sore. Meski berasal dari berbagai daerah, massa bisa diarahkan untuk memusatkan kegiatan di Lapangan Monas.

Iring-iringan gelombang massa yang tampak melantunkan kalimat tahlil saat hendak masuk dan berkumpul untuk berdoa di Lapangan Monas. Laa Ilaha Illallah Muhammadarrusullah. Kalimat itu terus berulang riuh diuncapkan peserta aksi yang masuk ke area Monas melalui Jalan Merdeka Timur.

Sebelumnya, selepas Stasiun Gondangdia, sebuah radio milik warga juga sengaja diputar lagu-lagu perjuangan Islam. Lagu-lagu yang kemudian dinyanyikan kembali oleh mereka yang akrab dengan lirik lagu itu.

Setelah menyanyikan lagu perjuangan dan melantunkan kalimat tahlil, peserta Aksi Bela Islam III juga kembali diajak bertasbih, bertahmid, dan bertakbir saat Ustaz Arifin Ilham mengisi acara. Dalam satu kalimat doa Ustaz Arifin, peserta aksi mengamini dengan lantang.

''Ya Allah, berikanlah hidayah kepada Bapak Ahok. Buatlah ia memahami indahnya Alquran. Jika ia tahu Alquran, tidak akan ia merendahkan Alquran,'' ucap Ustaz Arifi yang disambut gemurun amin peserta aksi dan embusan angin.

Ibu-ibu yang berada di Area Akhwat bahkah terlihat menitikkan air mata. Doa-doa dilapal dengan sungguh. Gerimis dan angin yang sempat kencang tak membuat para ibu dan perempuan beranjak hingga Ustaz Arifin selesai membaca doa.

Doa lalu disambung tilawah bersama 10 ayat pertama Alquran Surat Al Kahfi. Ya, surat pilihan di hari Jumat di mana Rasulullah SAW menyebutkan mereka yang membaca Al Kahfi di hari Jumat akan diliputi cahaya di Hari Akhir.

Mushaf-mushaf Alquran dan aplikasi Alquran di ponsel peserta aksi buka. 10 ayat surat ke 18 dalam Alquran itu dibaca bersama dan dipandu oleh Syekh Ali Jaber. Doa kembali dilanjutkan dengan doa pengikat hati, Rabithah, yang dilantunkan dalam syair nasyid oleh Izzatul Islam.

''Kuatkanlah ikatannya, kekalkanlah cintanya, tunjukilah jalan-jalannya. Terangilah dengan cahyaMu yang tiada akan pernah padam. Ya Rabbi, bimbinglah kami,'' demikian Izzatul Islam melagukannya. Doa dan doa. Dalam shalat Jumat di rakaat terakhir, imam shalat sengaja membaca doa qunut.

Lagi-lagi doa Rabithah dipanjatkan, doa persatuan untuk melakukan kebaikan. Lebih dari 15 menit qunut dibaca dan diaminkan jamaah meski harus basah di bawah hujan. Para ibu yang sudah sepuh bertahan mengangkat tangan hingga jamaah menyelesaikan qunut hingga salam. Dari pengeras suara, sayup-sayup suara Presiden Joko Widodo terdengar. Menyampaikan terima kasih dan selamat jalan kepada peserta aksi.

Shalat Jumat usai. Lautan peserta aksi dengan pakaian putih berangsur membenahi sajadah yang basah dan mengemaskan dalam tas. Diguyur hujan dan berbasah-basar, peserta aksi tetap berpikir positif. ''Ini ujian dari Allah, kita harus tahan,'' kata seorang ibu kepada kerabatnya sambil berjalan ke arah pintu keluar.

Shalat Jumat usai, gelombang peserta ikhwan dan akhwat bertemu di Area Akhwat dan berjalan berlawanan arah. Petugas sibuk meminta mereka pisah, tak bercampur satu dengan yang lain. Sambil menyisir menjauhi gelombang masa di seberang, peserta aksi perempuan dan laki-laki melantunkan shalawat Badar bersama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement