REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Sekitar sepuluh ribu warga Tasikmalaya menggelar doa bersama di Lapangan Dadaha, Kota Tasikmalaya, Jumat (2/11) demi membawa misi pesan damai untuk nusantara. Pesertanya terdiri dari aparat TNI, Polri, Pegawai Negeri Sipil, tokoh ulama, pesantren, dan tokoh lintas agama.
Berdasarkan pantauan Republika di lokasi, masyarakat yang sudah memenuhi Lapangan Dadaha sejak pukul 08.00 WIB guna mengikuti doa bersama. Sebelum doa bersama dimulai, personel TNI sempat membagikan pita merah putih dan kertas berisi lantunan ayat surat Istagasah kepada peserta. Sebagai wujud persatuan, peserta mengumandangkan lagu Indonesia Raya sebelum acara dimulai.
Pelaksana Tugas Wali Kota Tasikmalaya Abas Sobari menyampaikan pernyataan sikap perdamaian dan toleransi wajib dilakukan. Tujuannya supaya umat beragama di Indonesia tak terpecah belah. Apalagi ia mengingatkan bahwa pesan persatuan sudah termaktub dalam tujuan negara yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
"Perlu adanya sikap perdamaian, menghargai dan mengisihi dalam mewujudkan suatu perdamaian abadi. Persatuan adalah sumber yang paling penting untuk terbangunnya perdamaian, jadi semua suku, agama dan ras perlu bersatu agar kedamaian di Indonesia tetap terjaga," katanya dalam pidato sambutan.
Sedangkan Ketua Majelis Ulama Indonesia Kota Tasikmalaya Achef Noor Mubarok mengakui saat ini warga Indonesia berpotensi terpecah belah. Oleh karena itu, ia menganjurkan supaya warga Tasikmalaya bersikap toleran agar potensi tersebut tak benar-benar terjadi.
"Kita perlu kekuatan untuk membantu pimpinan kita yang sedah dihadapkan dengan permasalahan konflik. Umat Islam dan agama lain harus meyakinkan bahwa senjata kita adalah doa. Doa adalah senjata bagi orang-orang yang beriman, itu yang perlu kita yakini," ujarnya.
Di sisi lain, Ketua Badan Musyawarah Antar Gereja Tasikmalaya Pendeta Cornelius Edi menyepakati bahwa umat beragama di Indonesia harus bersatu demi membangun Indonesia. Ia menilai doa bersama lintas agama merupakan wujud menghargai keberagaman.
"Islam itu indah, Hindu itu cinta, Kristen Khatolik itu kasih, Budha Damai, Konghucu Harmonis. Hari ini disatukan dalam kalimat indahnya cinta kasih dalam damai yang harmonis dalam doa bersama dari Tasikmalaya, Indonesia damai," ucapnya.