REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi Kegawatdaruratan Kesehatan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia mengerahkan sebanyak 70 tenaga medis untuk membantu persoalan kesehatan peserta doa bersama dan aksi damai pada Jumat (2/12).
"Puluhan tim medis ini terdiri atas dokter dan perawat terbaik kami," kata Presidium MER-C Indonesia dokterr Joserizal Jurnalis SpOT kepada Antara di Jakarta, Jumat pagi.
Para petugas kesehatan itu, katanya, sudah terbiasa bekerja dalam tugas kemanusian dan kesehatan dalan situasi yang dinamis.
Ia menjelaskan pada aksi sebelumnya yakni pada 4 November lalu atau dikenal dengan 411, tim MER-C telah membantu sejumlah peserta yang bermasalah dengan kesehatan akibat dampak tembakan gas air mata.
Selain itu, juga penanganan akibat peserta kelelahan, mengalami dehidrasi, dan dampak udara panas.
"Prinsipnya, kami dari MER-C sudah siap untuk membantu masalah kesehatan yang kemungkinan terjadi pada peserta aksi," kata dia yang terbiasa dengan tugas-tugas kemanusiaan dan kesehatan di daerah konflik, baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Anggota Presidium MER-C Indonesia lainnya, dokterr Sarbini Abdulmurad menambahkan bahwa pada aksi 411, pihaknya telah menangani puluhan masalah kesehatan peserta aksi.
"Kami menyediakan layanan kesehatan baik yang fixed maupun mobile," kata dokter pertama yang pada konflik Palestina-Israel 2008 berada di garis depan perbatasan Gaza itu.
Doa bersama dan aksi damai yang dilakukan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) itu dipusatkan di Lapangan Monumen Nasional (Monas).
Sementara itu, di Masjid Istiqlal Jakarta, berdasarkan pantauan Antara, hingga Jumat menjelang waktu subuh masih terus dibanjiri oleh massa peserta Doa Bersama Bela Islam III itu.
Di sekitar Masjid Istiqlal, sejak Jumat dini hari, ribuan massa terlihat sudah datang. Massa bahkan sudah datang sejak Kamis (1/12) malam. Kedatangan jamaah tidak berhenti hingga menjelang subuh.