Kamis 01 Dec 2016 22:22 WIB

DIY Rintis Wisata Halal

Masjid Gedhe Kauman, Yogyakarta.
Foto: wikipedia
Masjid Gedhe Kauman, Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta akan merintis penyajian konsep pariwisata halal untuk menangkap peluang pasar wisata yang cukup besar di daeearh ini.

"Konsep pariwisata halal menjadi bagian penting dari industri pariwisata mulai pengelola destinasi wisata, akomodasi, maupun konsumsinya karena peluang pasarnya cukup besar," kata Kepala Dinas Pariwisata DIY Aris Riyanta di Yogyakarta, Kamis (1/12).

Menurut Aris, peluang pasar wisata halal di Yogyakarta cukup besar, terbukti dengan tingginya kunjungan wisata dari negara-negara dengan mayoritas penduduk Islam. "Seperti Malaysia, saat ini menjadi negara dengan kunjungan wisata terbesar ketiga ke Yogyakarta setelah Belanda dan Jepang," kata dia.

Jika pengembangan konsep pariwisata halal digarap secara optimal dengan dukungan seluruh pelaku wisata di DIY, ia meyakini akan semkain banyak wisatawan dari negara-negara muslim termasuk dari Timur Tengah berkunjung ke Yogyakarta. "Memang untuk kunjungan wisata dari Timur Tengah sampai sekarang masih rendah," kata dia.

Menurut dia, Dispar DIY telah mendorong pengelola destinasi, restoran, maupun perhotelan mengembangkan kosep halal itu. Saat ini, menurut dia, sudah ada satu hotel di DIY yang berhasil menerapkan sistem halal yakni hotel Cakra Kusuma di Jalan Kaliurang, Yogyakarta. Konsep halal yang diterapkan mulai dari penyajian makanan, serta kelengkapan fasilitas ibadah.

"Hotel itu telah mendapatkan sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), kami berharap juga diikuti pengelola hotel yang lain meskipun kami tidak bisa mengharuskan penerapan konsep itu," kata dia.

Meski demikian, Aris mengakui edukasi atau pelatihan tentang pemenuhan unsur-unsur syariah bagi industri pariwisata saat ini masih menunggu bantuan dari pusat. Sebab, anggaran Dispar DIY sangat terbatas untuk memenuhi pelatihan tersebut. "Untuk pembimbing konsep wisata halal yang telah tersertifikasi, memang nanti lebih banyak dari pusat," kata dia.

Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY Herman Tony mengakui peluang pasar syariah dapat menjadi alternatif untuk meningkatkan okupansi atau tingkat hunian kamar hotel di DIY.

Menurut dia, masih rendahnya kesadaran pengelola hotel di DIY menerapkan sistem itu disebabkan minimnya asesor Lembaga Sertifikasi Usaha (LSU) di DIY yang memiliki spesifikasi dalam bidang syariah. "Sehingga untuk pengurusan aspek halal pada perhotelan di Yogyakarta memang baru mencakup makanan dan minuman saja," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement