Kamis 01 Dec 2016 19:08 WIB

Polri Imbau KSPI Urungkan Rencana Demo pada 2 Desember

Massa buruh Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) se-Jabodetabek melakukan aksi longmarch saat demo di Kantor Kemenkumham, Jakarta, Kamis (19/6).  (Republika/Tahta Aidilla)
Massa buruh Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) se-Jabodetabek melakukan aksi longmarch saat demo di Kantor Kemenkumham, Jakarta, Kamis (19/6). (Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polri mengimbau Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) agar mengurungkan niat untuk melakukan aksi unjuk rasa pada Jumat (2/12) dan mengalihkannya ke hari lain.

"Masih dikomunikasikan dengan Pak Said Iqbal (Presiden KSPI) supaya berkenan memilih hari lain untuk unjuk rasa," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar, di Jakarta, Kamis (1/12).

Polri meminta KSPI memindahkan hari unjuk rasa karena 2 Desember karena berbenturan dengan rencana Doa Bersama Bela Islam Jilid III 212 di Monas, Jakarta Pusat. Meski belum ada kata sepakat antara Polri dengan KSPI tentang permintaan pembatalan unjuk rasa KSPI pada Jumat (2/12), pihaknya masih terus berupaya berunding. "Masih berjalan negosiasinya. Sampai malam nanti," katanya.

Kendati demikian, bila tidak diperoleh kata sepakat antara keduanya, Irjen Boy menegaskan Polri telah menyiapkan sejumlah personelnya untuk memaksimalkan pengamanan di Jakarta. "Apa pun yang dihadapi, pelayanan pengamanan tetap berjalan, besok pagi hingga malam," katanya.

Sebanyak 22 ribu anggota pasukan gabungan TNI-Polri serta Satpol PP akan disiagakan untuk mengamankan kawasan Monumen Nasional, Jakarta Pusat dan sekitarnya pada Jumat, 2 Desember 2016, terkait acara Doa Bersama Bela Islam III 212.

Sebelumnya, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan buruh tetap akan melakukan aksi unjuk dan mogok nasional pada 2 Desember 2016, bersamaan dengan acara doa bersama Bela Islam III 212.

"Buruh tetap akan melakukan unjuk rasa nasional pada 2 Desember. Dari awal kami tegaskan, aksi kami terpisah dengan GNPF-MUI. Namun, tidak kami pungkiri ada irisan isu yang sama, yaitu tuntutan untuk memenjarakan Ahok," kata Iqbal.

Iqbal mengatakan persoalan utama aksi buruh adalah menyuarakan agar Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan segera dicabut. Menurut Iqbal, aksi unjuk rasa dan mogok nasional yang akan melibatkan 200 ribu buruh dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi dan Karawang itu akan dilakukan di depan Istana Merdeka dengan titik kumpul massa di depan Balai Kota DKI Jakarta.

"Aksi unjuk rasa dan mogok nasional akan dilakukan serentak di 20 provinsi serta 250 kabupaten dan kota," ujarnya.

Selain itu, Iqbal mengatakan, berbeda dengan acara Doa Bersama Bela Islam Jiliid III 212 yang membatasi aksi doa bersama hingga seusai sholat Jumat,maka aksi buruh akan dilakukan hingga sore hari.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement