Rabu 30 Nov 2016 13:54 WIB

Pemuda Indonesia Timur Dukung Target Lumbung Pangan Dunia 2045

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Nidia Zuraya
Lahan pertanian, salah satu faktor penopang ketahanan pangan nasional (ilustrasi)
Foto: banten.go.id
Lahan pertanian, salah satu faktor penopang ketahanan pangan nasional (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Kementerian Pertanian (Kementan) menggandeng 16 organisasi kemahasiswaan dan kemasyarakatan yang tergabung dalam Gerakan Pemuda Tani Indonesia Kawasan Indonesia Timur (GEMPITA KTI). Mereka akan menggelar pertemuan nasional guna membahas kesiapan pemuda terjun ke sektor pertanian dalam mewujudkan Indonesia menjadi lumbung pangan dunia, Kamis (1/12).

Ketua Pokja GEMPITA KTI Razikin Juraid mengatakan, membangun lumbung pangan dunia tidak bisa hanya melibatkan beberapa elemen saja seperti TNI, perguruan tinggi, organisasi tani dan mahasiswa. Tetapi perlu juga melibatkan pemuda sebagai elemen penting yang telah menyatu dengan masyarakat dan ikut mengawal jalannya roda pemerintahan.

“Untuk itu, dengan keberadaan pemuda yang tersebar di seluruh wilayah sampai ke perbatasan Indonesia, pemuda memiliki potensi dan posisi strategis untuk mendukung terwujudnya ambisi pemerintah yakni Indonesia sebagai lumbung pangan dunia,” katanya melalui siaran yang diterima Republika, Rabu (30/11).

Sebab, kata Razikin, pemuda Indonesia saat ini merupakan insan akademik dari berbagai disiplin ilmu yang bukan hanya  kaya akan teori tetapi memiliki pengalaman empirik dalam melakukan pemberdayaan atau perubahan di masyarakat. "Bahkan mereka lahir dari lingkungan petani dan sudah menyatu dengan kehidupan masyarakat petani," ujar dia.

Dengan potensi ini, ia optimis pemuda akan mampu melakukan proses pembangunan pertanian seperti pendampingan atau penyuluhan, pemanfaatan lahan tidur, membangun desa mandiri benih, dan modernisasi pertanian. Mereka pun mampu menciptakan inovasi teknologi dan kelembangaan petani, membangun desa pertanian organik dan membangun struktur pasar yang menguntungkan petani dan masyarakat. Pemuda dapat juga membangun lumbung pangan masyarakat sampai ke wilayah perbatasan.

"Dengan begitu, stok pangan masyarakat tersedia secara merata dan impor tidak lagi kita butuhkan, malah kita ekspor," tegasnya.

Salah satu Pemuda dari Papua, Ismail Ladopurap menyambut baik upaya pemerintah menerjunkan pemuda ke sektor pertanian. Menurutnya, sejak Indonesia merdeka, pemuda selalu dipandang sebelah mata sebagai aktor yang tak mampu membangun pertanian. Padahal, pemuda khususnya di Papua memiliki semangat dan budaya bertani sejak turun temurun. Banyak pula sarjana pertanian di provinsi tersebut.

"Tanah kami Papua sangat subur jika dikelola untuk pangan dengan pertanian modern dan kami pemuda dilibatkan, masyarakat Papua tidak perlu datangkan pangan dari luar dan pemuda Papua senang bertani karena ada hasil yang menjanjikan," ungkapnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement