Senin 28 Nov 2016 19:25 WIB

Yogyakarta Siapkan Sembilan Sistem Peringatan Dini

Rep: Yulianingsih/ Red: Fernan Rahadi
BPBD
Foto: blogspot.com
BPBD

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Badan Penangggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta memastikan sembilan alat Sistem Peringatan Dini atau Early Warning System (EWS) di tiga sungai besar yang membelah Yogyakarta berfungsi dengan baik. Sembilan alat EWS ini akan memberikan peringatan dini jika terjadi bencana banjir di sekitar bantaran sungai di Yogyakarta.

"Sembilan titik (EWS) kami pastikan sudah berfungsi baik," ujar Kepala BPBD Kota Yogyakarta, Agus Winarta, Ahad (27/11).

Pemeriksaan EWS di tiga sungai yaitu Code, Winongo dan Gadjah Wong dilakukan menyusul adanya peringatan dari Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta jika sepekan ke depan intensitas hujan di wilayah Yogyakarta dan sekitar akan meningkat. "Kesiagaan di wilayah juga sudah dilakukan melalui Kampung Tanggung Bencana," ujarnya.

Menurutnya, masyarakat wilayah bantaran sungai juga sudah diminta meningkatkan kewaspadaan. Koordinator Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta, Djoko Budiyono mengatakan, intensitas hujan di wilayah Yogyakarta akan meningkat sepekan ke depan. Adapun intensitas hujan akan mencapai puncaknya pada Januari mendatang.

Tingginya intensitas hujan ini menurutnya disebabkan peningkatan suhu permukaan laut di perairan Selatan Jawa sebesar 1,5-2 derajat celsius dari kondisi normal. "Kandungan uap air di atas wilayah DIY relatif lembab, hal ini yang membuat banyak awan di wilayah DIY," ujarnya.

Menurutnya, intensitas hujan sepekan ke depan akan mencapai di atas 50 mm perhari disertai petir dan angin kencang dengan kecepatan di atas 45 km/jam. Tinggi gelombang laut 2,5-4 meter masih berpeluang terjadi di Perairan Selatan Yogyakarta.

Perkiraan hujan pada November dan Desember 2016 serta Januari 2017 secara umum berkisar 301 mm-500 mm. "Dari bulan ke bulam trennya meningkat. Puncak musim hujan diperkirakan Januari-Februari 2017," katanya.

Secara normal, kata dia, awal musim kemarau di wilayah DIY sebagian besar terjadi pada bulan April. Namun, ada pula yang baru masuk musim kemarau pada Mei, seperti Kulonprogo bagian Utara, Sleman bagian Barat, dan Gunungkidul bagian Utara.

Untuk itu, pihaknya mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat agar meningkatkan kesiapsiagaan dan menyiapkan langkah antisipasi menghadapi potensi bencana.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement