REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Kondisi hasil tangkapan ikan para nelayan di selatan Kabupaten Sukabumi masih minim. Padahal, sebelumnya diprediksi pada November ini diperkirakan akan masuk musim panen ikan.
"Hingga saat ini belum ada peningkatan karena faktor cuaca belum baik," terang Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Sukabumi, Abdul Kodir kepada Republika Senin (28/11). Akibatnya, sebagian nelayan Sukabumi masih andon atau mencari ikan di perairan daerah lain.
Terutama di wilayah Jawa Timur seperti Kecamatan Pacitan dan Trenggalek. Selain itu ada sebagian nelayan lainnya yang mencari ikan di perairan Cilacap, Jawa Tengah.
Para nelayan itu ungkap Kodir, mayoritas adalah nelayan tradisional yang rata-rata menggunakan perahu di bawah 5 gross tonnage (GT). Mereka datang ke daerah lain ada yang melalui jalur laut maupun melalui jalan darat.
Jenis ikan yang ditangkap para nelayan kebanyakan adalah layur. Padahal, sebelumnya jenis ikan tersebut merupakan hasil tangkap andalan para nelayan di selatan Sukabumi terutama Palabuhanratu.
Data DKP menyebutkan, tingkat produksi layur rata-rata mencapai 13 ribu ton per tahunnya. Namun, kondisi paceklik tahun ini menyebabkan produksi ikan berkurang dibandingkan sebelumnya.
Penurunan hasil tangkapan ini lanjut Kodir, menyebabkan para pedagang ikan di Palabuhanratu dan tempat pendaratan ikan lainnya mengambil dari daerah lain. "Para pedagang ikan mendatangkan ikan dari luar Sukabumi," imbuh dia.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD), Tempat Pelelangam Ikan (TPI) Kabupaten Sukabumi Andi menambahkan, pihaknya memprediksi hasil tangkapan ikan nelayan pada tahun ini sangat menurun bila dibandingkan tahun sebelumnya. "Salah satu faktornya akibat cuaca buruk," cetus dia.
Contohnya ketinggian gelombang laut yang cukup tinggi berkisar antara dua meter hingga empat meter. Kondisi tersebut sangat berisiko bagi keselamatan nelayan untuk memaksakan diri melaut.
Selama ini sambung Andi, hasil tangkapan ikan nelayan Sukabumi kebanyakan jenis layur, cakalang, dan tuna. Namun, dalam beberapa bulan terakhir pasokan ikan tersebut turun. Diperkirakan penurunan hasil tangkapan ikan sekitar 50 persen.
Andi mengungkapkan, penurunan hasil tangkapan ikan menyebabkan harga ikan laut di pasaran mengalami peningkatan. Pasalnya, permintaan ikan tetap sementara di sisi lain pasokan ikan berkurang. "Penurunan tangkapan juga berpengaruh pada pengurangan pendapatan asli daerah (PAD) sektor perikanan laut," cetus Andi. Ke depan, ia berharap kondisi cuaca di lautan Sukabumi bisa berpihak kepada nelayan.