Ahad 27 Nov 2016 13:16 WIB

Mengandung Zat Psikoaktif Tertinggi, Ada Pihak Kampanyekan Pelegalan Ganja

Petugas Badan Narkotika Nasional (BNN) sedang melakukan uji lab ganja di Kantor BNN, Jakarta. (Republika/Tahta Aidilla)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Petugas Badan Narkotika Nasional (BNN) sedang melakukan uji lab ganja di Kantor BNN, Jakarta. (Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Deputi Pencegahan Badan Narkotika Nasional (BNN) Irjen Polisi Ali Djohardi Wirogioto mengatakan, ganja di Indonesia mengandung "tetrahydrocannabinol" (THC) yang paling tinggi dibandingkan dengan ganja di negara lain. THC adalah zat psikoaktif yang berefek halusinasi yang terdapat dalam keseluruhan bagian tanaman ganja baik daun, ranting, maupun bijinya.

"Ada pihak-pihak yang mengampanyekan pelegalan ganja. Bila dilegalkan dan bisa digunakan secara bebas, tentu ganja akan menjadi masalah," kata Ali di Yogyakarta, Ahad (27/11).

Ali mengatakan, ada sebuah lembaga swadaya masyarakat yang saat ini terus mengampanyekan agar penggunaan tanaman ganja dilegalkan sejauh untuk keperluan pengobatan dan budaya. "Saat ini, mereka terus meneliti manfaat ganja. Tujuannya adalah pelegalan ganja," ujarnya. Tidak disebutkan LSM yang berusaha melegalkan pemakaian ganja tersebut.

Terkait hubungan antara narkoba dengan rokok, Ali membenarkan, bahwa rokok merupakan salah satu pintu masuk untuk mulai mengonsumsi narkotika dan obat-obatan berbahaya. "Banyak narkoba yang cara mengonsumsinya sama dengan teknik-teknik merokok, dibakar dan dihisap asapnya," tuturnya.

Ali Djohardi Wirogioto menjadi pembicara pada salah satu sesi panel dalam "3rd Indonesian Conference on Tobacco or Health" (ICTOH) di Yogyakarta. Pada sesi tersebut, selain Ali, pembicara lainnya adalah Ketua Perkumpulan Promotor dan Pendidik Kesehatan Masyarakat Indonesia, dosen Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yayi Suryo Prabandari dan Kelompok Kerja Pengendalian Tembakau Ikatan Dokter Indonesia dr Adi Nurhidayat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement