Ahad 27 Nov 2016 00:34 WIB

Film Jakarta Unfair Lahir dari Keprihatinan

Rep: Desy Susilawati/ Red: Angga Indrawan
Film Jakarta Unfair yang mendapat pelarangan tayang.
Foto: youtube
Film Jakarta Unfair yang mendapat pelarangan tayang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Film Jakarta Unfair batal penayangannya malam mini di XXI Taman Ismail Marzuki (TIM). Film ini mengangkat mengenai penggusuran yang terjadi bukan saja di Jakarta tapi juga Tangerang.

Sutradara film Jakarta Unfair, Dhuha Ramadhani yang merupakan mahasiswa kriminolog, Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik, Universitas Indonesia ini menjelaskan film ini lahir karena keprihatinan mereka pada warga yang terdampak gusuran. Mereka ingin mengungkapkan pendapat warga yang selama ini tidak dimunculkan oleh media. Kebanyakan media massa, menurutnya, hanya didominasi oleh pendapat pejabat publik atau pemerintah. 

“Film ini didominasi oleh pendapat warga. Juga ada data-data penggusuran, berapa kali terjadi, para terdampak gusuran dibawa kemana dan lainnya,” jelasnya saat dihubungi Republika.co.id, Sabtu (26/11).

Film dokumenter berdurasi 53 menit ini lahir atas inspirasi 16 mahasiswa UI, UIN, dan UMN. Dan ini adalah karya pertama mereka yang didukung oleh WatchDoc. Sebelum memutuskan membuat film ini, mereka melihat data dari LBH Jakarta tahun 2015 yang menyebutkan bahwa penggusuran tahun 2015 ada sebanyak 113 pengusuran dan ini adalah penggusuran paling banyak dalam satu tahun.

“Kami angkat yang kaya gini. Ini inisiatif sendiri, karena terlalu banyak penggusuran,” tambahnya.

Namun karya masalah yang diangkat dalam film ini berkaitan erat dengan salah satu calon gubernur, maka dikhawatirkan ada indikasi politik. Yang pada akhirnya akan mengganggu keamanan. “Kami sudah memprediksi pelarangan ini akan terjadi, kami santai-santai saja,” ujarnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement