REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG -- Warga Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengeluhkan harga cabai yang masih bertahan tinggi karena keterbatasan stok sehingga tidak mampu memenuhi permintaan. "Saat ini harga cabai cukup tinggi sehingga kami mulai mengurangi penggunaannya," kata seorang warga, Nurmalini di Pangkalpinang, Sabtu (26/11)
Ia mengatakan, tingginya harga cabai berdampak terhadap melemahnya perekonomian keluarganya dan ia pun harus lebih berhemat untuk pengeluaran keperluan sehari-hari. "Sekarang harus lebih hemat untuk urusan dapur agar dapat memenuhi kebutuhan yang lain. Membeli cabai untuk seperlunya saja tidak bisa lagi distok untuk beberapa hari," ujarnya.
Harga cabai merah biasa dan kriting masing-masing bertahan tinggi Rp 70 ribu per kilogram. Sedangkan harga cabai rawit merah dan hijau masing-masing Rp 52.000 dan Rp 50.000 per kilogram.
Menurut dia, tingginya harga cabai karena pasokan dari daerah sentra tersendat. Sehingga berdampak langsung terhadap harga cabai yang masih berdasarkan mekanisme pasar. "Sepertinya pasokan dari daerah sentra terbatas dan pedagang sulit meningkatkan pasokan, rata-rata pedagang masih mengandalkan pasokan luar daerah," ujarnya.
Demikian juga dengan Neti, seorang warga lainnya. Dia mengeluhkan harga cabai yang cukup tinggi dan membuat pengeluaran rumah tangganya menjadi bertambah. "Semoga saja hal ini tidak berlangsung lebih lama lagi dan harga cabai dapat kembali stabil secepatnya," ujarnya.