Sabtu 26 Nov 2016 17:26 WIB

Ini Penyebab Maraknya Produk Bajakan di Indonesia

Red: M Akbar
VCD Bajakan/Ilustrasi
Foto: Antara
VCD Bajakan/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rendahnya moral konsumen Indonesia di berbagai tingkat pendidikan dan ekonomi masih menjadi faktor utama terhadap maraknya produk bajakan. Alhasil, perilaku ini telah menyebabkan kerugian besar bagi pelaku seni dan pendapatan negara.

Kesimpulan tersebut merupakan benang merah dari hasil penelitian yang dilakukan oleh pakar Marketing Public Relation Universitas Darma Persada, Firsan Nova. Ia menunjukkan adanya hubungan berbanding terbalik antara moral konsumen (consumer moral) dan niat membeli produk bajakan (purchase intention).

''Selain itu kualitas keping CD dan DVD yang relatif baik dengan harga yang terjangkau ditambah rendahnya resiko atau sangsi hukum bagi mereka yang membeli dan menjual CD/DVD bajakan membuat konsumen lebih memilih untuk membeli produk bajakan,'' katanya di Jakarta, Sabtu (26/11).

Dalam riset yang akan dipaparknya dalam Konferensi Internasional Eknomi dan Bisnis di Universitas Gadjah Mada ini ditemukan adanya kecenderungan masyarakat untuk tidak memberikan sanksi sosial terhadap mereka yang membeli produk bajakan.

Padahal akibat pembajakan CD/DVD di Indonesia yang semakin marak, sistematis, terorganisir dengan distribusi meluas, menurut Firsan, negara dirugikan hingga Rp 6 triliun per tahun. Adanya UU Hak Cipta No. 28/ 2014 dengan ancaman pidana dan denda tak sedikit tak berdampak, CD dan DVD bajakan masih dengan mudah dijajakan di lapak pinggir jalan hingga di dalam mal.

''Menariknya, keputusan membeli CD dan DVD bajakan tersebut juga bertentangan dengan dua faktor keputusan pembelian benda yang dilakukan konsumen Indonesia umumnya ditentukan oleh harga dirinya (self esteem) dan kepercayaan dirinya (self confidence) kepada sebuah produk,'' tuturnya.

Dia mencontohkan konsumen Indonesia umumnya merepresentasikan dirinya dengan produk yang mereka pakai. Bahkan mereka meng up-grade dirinya lewat sebuah produk. ''Tak heran jika konsumen Indonesia dikenal sangat konsumtif dan juga kompetitif,'' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement