REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keamanan data milik Indonesia rawan disalahgunakan negara lain, salah satunya Singapura. Hal ini dikarenakan perusahaan Telkom milik Indonesia melakukan pembangunan server data di Singapura.
Pakar keamanan siber Pratama Persadha menjelaskan, infrastruktur teknologi kita juga termasuk berpotensi dijajah oleh asing. Kasus Google Loon dan pembuatan server di luar negeri menjadi contoh nyata yang seharusnya menjadi pelajaran bagi Pemerintah Indonesia.
“Ini jelas kita sesalkan. Secara hukum jelas Telkom harus mengikuti aturan main di sana. Belum lagi masalah pengelolaan yag jelas pihak Singapura sangat diuntungkan karena punya akses fisik langsung, jelas ini sangat berisiko,” kata Pratama melalui siaran pers, Jumat (25/11).
Dalam diskusi keamanan Siber yang diselenggarakan pada Rakornas KAMMI, mantan pejabat tinggi Lembaga Sandi Negara ini menuturkan, adanya pembangunan server data di negara asing bukan hanya menjadi masalah informasi semata. Sebab pada ujungnya negara ini bisa diserang secara politik dan ekonomi.
"Kalau ekonomi tidak stabil maka negara menjadi kacau, jelas ini ancaman serius,” jelasnya.
Prataman menjelaskan, PT Telkom seharusnya mengambil langkah untuk membangun server dengan level dan teknologi terkini di dalam negeri. Ini juga bisa memberikan efek kepercayaan pada masyarakat akan keamanan dan kerahasian data mereka.
Sebelumnya Telkom diketahui telah menggandeng Singapore Telecommunications Limited (Singtel) untuk membentuk perusahaan patungan Telin Singapore dengan komposisi saham 60 persen dan 40 persen. Perusahaan patungan tersebut nantinya akan membangun data center di atas lahan seluas 8.000 meter persegi dengan gross floor area seluas 20 ribu meter persegi berupa gedung lima lantai.
Data center yang ditargetkan beroperasi pada kuartal tiga 2016 tersebut diharapkan dapat memperkuat posisi Telin Singapore sebagai strategic hub bagi Telkom Group yang menghubungkan Indonesia dengan belahan dunia lainnya.
Telin Singapore telah melalui proses tender dan dipercaya pemerintah Singapura, yaitu Infocomm Development Authority of Singapore (iDA), Singapore Economic Development Board (EDB) dan Jurong Town Corporation (JTC) untuk membangun dan mengoperasikan data center di Jurong.