Jumat 25 Nov 2016 22:07 WIB

'Isu Makar, Kecurigaan yang Berlebihan'

Rep: Andrian Saputra/ Red: Damanhuri Zuhri
Aksi Bela Islam (ilustrasi)
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Aksi Bela Islam (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR-RI), Zulkifli Hasan menilai isu akan terjadinya makar dalam aksi 2 Desember mendatang sebagai kecurigaan yang berlebihan.

Dia berpendapat tindakan makar tak dapat dilakukan oleh sipil di sebuah negara yang menganut sistem demokrasi. Pada Aksi Bela Islam III nanti pun, dia melihat tak akan terjadi kerawanan sebagaimana dikhawatirkan.

“Tidak ada itu (Makar), Kapolri mungkin saja punya informasi atau apa, tapi di negara demokrasi ini tidak ada makar dapat dilakukan sipil terkecuali jika ada kudeta. Tapi kan negara ini aman kan, tidak ada apa-apa,” tutur Zulkifli usai menjadi keynote speakers dalam Sidang Pleno ke-11 Asosiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (Efebi) di Solo pada Jumlat (25/11) siang.

Lebih lanjut Politikus PAN itu mengatakan, gejolak yang saat ini terjadi di Ibu Kota telah diprediksi tiga bulan sebelumnya. Kendati begitu, dia yakin aksi 212 berjalan aman dan damai. Sebab menurutnya, rakyat indonesia mempunyai kekuatan sosial serta menjunjung kebhinekaan di negri ini.

Saat ini, jelas dia, pihaknya tengah merencanakan untuk menggelar dialog nasional yang melibatkan seluruh kalangan terutama tokoh-tokoh bangsa. Melalui dialog tersebut diyakini dapat menjadi solusi memecah permasalahan yang tengah dihadapi bangsa ini.

”Kita harus menyelesaikannya dengan cara dialog, sekeras apapun pertentangan semua akan cair kalau kita bertemu saling mengunjungi. Ini bukanlah negara pokoknya, ini negara yang dibangun berdasarkan musyawarah untuk mufakat.

Semua diajak dilibatkan, tokoh masyarakat, Parpol, Ormas, sampai Cendekiawan. Begitupun Habib Rizieq kita ajak untuk bertemu agar tahu apa saja persoalannya,” kata Zulkifli Hasan menjelaskan.

Menurut Zulkifli, setiap aspirasi tersebut akan disampaikan kepada Presiden, Kapolri, Panglima TNI. Kendati begitu dirinya belum dapat memastikan waktu pelaksanaan dialog nasional tersebut. Zulkifli juga telah menemui Presiden Joko Widodo serta Mantan Presiden Megawati Soekarnoputri untuk membahas hal tersebut.

Dia pun berharap setiap pihak dapat mendukung terlaksananya dialog. “Harus perlan-pelan, disepakati dulu sebab kalau tidak malah disalah pahami, dikiranya ada kepentingan apa lagi kita ini. Jadi harus sepakat dulu lalu kerjakan untuk bermbug,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement