Rabu 23 Nov 2016 10:39 WIB

Minat Lestarikan Gajah Sumatra, Tinggi

Peserta yang terdiri dari dokter hewan dan pawang gajah Perhimpunan Kebun Binatang se-Indonesia (PKBSI) mengikuti pelatihan manajemen gajah di Taman Satwa Taru Jurug, Solo, Jawa Tengah, Jumat (22/4).
Foto: Antara/Maulana Surya
Peserta yang terdiri dari dokter hewan dan pawang gajah Perhimpunan Kebun Binatang se-Indonesia (PKBSI) mengikuti pelatihan manajemen gajah di Taman Satwa Taru Jurug, Solo, Jawa Tengah, Jumat (22/4).

REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Bengkulu Abu Bakar mengatakan, bahwa minat beberapa pihak untuk melestarikan gajah Sumatra (Elephas maximus Sumatranus) cukup tinggi. Hal itu, ditandai dengan banyaknya permohonan mendapatkan satwa langka berbelalai penjang terebut.

"Ada banyak lembaga konservasi yang menghubungi kami. Intinya,  mereka berminat mendapatkan gajah untuk keperluan konservasi," kata Abu Bakar di Bengkulu, Rabu (23/11).

Abu mengatakan, hal itu terkait aksi sejumlah netizen yang menggalang suara, menolak pemindahan sejumlah gajah dari Pusat Latihan Gajah (PLG) di Taman Wisata Alam Seblat ke salah satu lembaga konservasi di Denpasar, Bali. Meski belum mengetahui perihal permintaan gajah dari lembaga konservasi di Bali tersebut, Abu mengakui, bahwa sejumlah lembaga konservasi di Indonesia memang kerap menghubungi BKSDA Bengkulu untuk mendapatkan gajah untuk upaya konservasi gajah Sumatera.

"Saya belum mengetahui ada surat dari lembaga konservasi di Bali yang ditujukan ke Kementerian LHK, tapi memang beberapa lembaga sering menghubungi kami, tidak hanya dari Bali tapi juga Lombok dan Jawa Timur," kata dia.

Pada dasarnya, pihaknya menyambut baik upaya pihak lain mengkonservasi gajah Sumatra yang tujuannya tentu untuk kesejahteraan satwa yang lebih meningkat. Namun, semua keputusan terkait konservasi gajah Sumatera berada di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Jakarta. "Kalau perintah dari Jakarta menyuruh dipindahkan maka kami harus laksanakan, tapi kalau belum ada perintah berarti tetap di Seblat, " ujarnya.

Abu menambahkan, bahwa keberadaan PLG Seblat di TWA Seblat, Kabupaten Bengkulu Utara pada hakekatnya untuk kesejahteraan gajah agar dapat berkembangbiak sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan konservasi. Saat ini, terdapat 12 ekor gajah binaan di PLG Seblat yang menunjang pariwisata di TWA Seblat sekaligus mendukung patroli pengamanan kawasan hutan dari perambahan.

Sementara sejumlah netizen menggalang suara dengan tagar #stoppemindahangajahseblat dan #tolakpemindahangajahseblat sebagai penolakan terhadap pemindahan gajah Sumatera yang terdapat di PLG Seblat ke lembaga konservasi di luar Sumatera. Foto dua ekor gajah Sumatera di PLG Seblat dilengkapi tagar #stoprelokasigajahseblat diposting di akun instagram @fianbkl pada Selasa pukul 11.00 WIB.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement