REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karawang masih memberlakukan status siaga bencana terhitung 28 Oktober hingga 26 Januari 2017.
Kepala BPBD Kabupaten Karawang Asip Suhendar mengatakan, saat ini di sejumlah titik masih ada genangan banjir. Di antaranya, di Desa Karang Ligar, Kecamatan Teluk Jambe Barat, di Kelurahan Tanjung Pura, serta Kecamatan Pakisjaya.
Meskipun ketinggian airnya mulai surut. Yakni, sekitar 20-25 sentimeter. "Jadi, saat ini Karawang masih siaga banjir," ujarnya, kepada Republika.co.id, Selasa (22/11).
Menurut Asip, genangan saat ini sulit surut. Karena, ketinggian air Sungai Citarum dan Cibeet setiap harinya fluktutif. Kerapkali bila air Citarum menyusut, namun sebaliknya di Cibeet naik. Maka, banjir kembali menggenangi pemukiman. Begitu pula sebaliknya.
Karenanya, harus ada solusi terkait dengan bencana banjir ini. Pihaknya, telah berkoordinasi dengan Pemprov Jabar. Supaya, ada solusi dalam mengatasi banjir. Salah satunya, segera dibangun Waduk Cibeet. Mengingat, keberadaan waduk tersebut sangat penting.
Sebab, sampai saat ini banjir yang melanda Karawang merupakan kiriman dari wilayah hulu. Yakni, wilayah yang dialiri Citarum dan Cibeet. Kalau Sungai Citarum, sudah ada pengendalinya. Yakni, tiga waduk, seperti Saguling, Cirata dan Jatiluhur. Sehingga, air yang ke hilir bisa dipantau.
Sedangkan Sungai Cibeet, tidak ada pengelolanya. Dengan begitu, ketika di hulu Cibeet hujan deras yakni Kabupaten Bogor dan Cianjur, maka air tersebut akan langsung bablas ke hilir tanpa ada yang mengendalikan. Adapun hilirnya Sungai Cibeet, yakni Karawang. "Karenanya, kami meminta Waduk Cibeet segera direalisasikan," ujarnya.
Menurut Asip, lebih dari 19 ribu jiwa terdampak banjir pada beberapa pekan terakhir. Mereka, tersebar di lima kecamatan. Selain penduduk, banjir juga turut menggenangi 138 hektare areal persawahan. Dari ratusan hektare itu, puluhan di antaranya siap panen.
Sementara itu, Asep Saefullah (46 tahun), warga Dusun Pangasinan, Desa Karangligar, Kecamatan Teluk Jambe Barat, mengaku, sampai saat ini warga di wilayahnya belum bisa tidur nyenyak. Sebab, khawatir sewaktu-waktu air dari Citarum dan Cibeet meluap ke daratan.
"Wilayah kami ini dilintasi oleh kedua sungai tersebut. Makanya, jika dihulu ada kabar hujan deras, kami sudah siaga banjir," ujarnya.