REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat mengungkapkan status bencana di wilayah tersebut sudah naik dari siaga darurat menjadi tanggap darurat. Keputusan itu dikeluarkan berdasarkan kondisi bencana longsor yang sering terjadi di wilayah tersebut.
"Kita sudah tanggap darurat," ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bandung Barat, Dicky Maulana kepada Republika, Selasa (22/11). Di bulan November, sudah terjadi beberapa peristiwa bencana longsor seperti di Nyalindung, Kecamatan Cipatat, Ronggo, Kecamatan Cihampelas, serta di wilayah Kolonel Masturi Lembang.
"Yang sekarang terjadi itu ada (retakan tanah) di Nyalindung, Kecamatan Cipatat. Retakan itu terjadi akibat pergerakan tanah di bawah yang banyak sumber air. Kemarin di Kecamatan Cihampelas, Rongga. Itu di bulan November," ujarnya.
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat mengungkapkan pergerakan tanah yang terjadi di RT 05 RW 10 Kampung Cikatomas, Desa Citatah, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat disebabkan adanya saluran air bawah tanah.
"Soal pergerakan tanah tim geologi sudah turun dua kali Sabtu dan Ahad. Informasi awal, bahwa di bawah banyak saluran air, di bawah tanah," ujar Dicky.
Ia menuturkan, akibat pergerakan tanah tersebut sejumlah bangunan dan fasilitas roboh. Seperti dinding sekolah roboh, bahkan mushola ikut roboh karena retakan tanah.
"Retakan masih, bangunan yang berdiri sudah ada yang roboh, dinding sekolah roboh yang kemarin berdiri sampai pagi ini. Mushala juga kemarin berdiri sekarang roboh," katanya.