REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tokoh masyarakat Kampung Luar Batang, Mansur Amin mengingatkan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) untuk menjaga sikap pascaditetapkannya sebagai tersangka dalam kasus dugaan penodaan agama oleh Kepolisian RI (Polri), pekan lalu. Dia pun meminta Ahok untuk tidak lagi merusak ketenangan umat Islam lewat pernyataan-pernyataan yang kontroviersial.
"Jadi, saya minta kepada Pak Ahok agar bisa menjaga lidahnya," kata Mansur kepada Republika.co.id, Senin (21/11).
Dia mengatakan, Ahok seolah tidak pernah berhenti membuat kegaduhan di tengah-tengah masyarakat. Setelah ujarannya yang bernuansa SARA terkait Surah al-Maidah ayat 51 menyulut kemarahan di kalangan kaum Muslimin, kini mantan bupati Belitung Timur itu kembali mengeluarkan pernyataan yang melukai hati umat.
"Sikap arogansi Ahok tidak berkurang meski sudah menjadi tersangka. Karena dia merasa yakin bakal dilindungi secara politis oleh penguasa," katanya.
Pekan lalu, dalam satu sesi wawancara dengan ABC News Australia, Ahok dengan gampangnya menuduh ratusan ribu peserta Aksi Damai 4 November telah dibayar oleh oknum tertentu sebesar Rp 500 ribu per kepala. Menurut Mansur, tuduhan itu adalah fitnah yang sangat keji dan tidak berperasaan.
"Karena saya tahu betul bagaimana susahnya perjalanan saudara-saudara kami (peserta aksi) yang datang dari berbagai daerah ketika itu. Bahkan, tidak sedikit pula dari mereka yang kemudian kesulitan pulang ke daerah asalnya masing-masing karena kehabisan ongkos."