REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) mengadakan 'meeting conference' seluruh dunia mengenai penyiaran. Rencananya, konferensi itu akan di gelar di Kota Bandung pada 22-24 Februari 2017.
Karena itu, Ketua KPI Pusat Yuliandre berkunjung ke Wali Kota Bandung Ridwan Kamil di Pendopo Kota Bandung, Senin (21/11). Menurut Yuliandre, kedatangan tim KPI untuk silaturahim bersama Kang Emil.
"Sebelumnya, ada 3 opsi terselenggaranya acara tersebut. Antara lain Jakarta, Bandung, dan Bali. Setelah diputuskan kami memilih Kota Bandung," ujar Yuliandre. Bandung dipilih karena kota ini mempunyai banyak destinasi tempat yang antik. Serta, bangunan heritage yang sering dikunjungi oleh masyarakat.
"Kami pun mengundang Pak Emil untuk hadir ke acara tersebut," katanya.
Isu yang akan dibahas, kata Yuliandre, adalah isi siaran yang tanpa arah, seperti provokasi. Namun, umumnya, isu seperti itu menghasilkan ratting yang besar. "Sehingga, kami akan membahas mencari jalan keluar dari para media," katanya.
Wali Kota Bandung M Ridwan Kamil mengatakan, sebagai pengonsumsi informasi, diperlukan referensi dengan audiens yang tinggi. Karena, memang media ini bisa membawa damai dan panas. Apalagi, konteks hari ini di Indonesia yang cukup beragam.
"Saya pikir di zaman modern ini makin damai, ternyata tidak, phobia naik, perdamaian kurang," katanya. Artinya, mau dunia sepintar apa pun ternyata informasi ini sesuatu yang harus dicari relevansi baru.
Karena, dia mengamati, media digital tidak terkontrol. Isu yang negatif, selalu bermunculan. "Bisa dicontohkan seperti media kampus, head news yang diberitakan agama, itu menimbulkan isu yang kurang baik jika hal tersebut terus menerus di bahasnya," katanya.
Oleh karena itu, kata Emil, harus adanya penanaman moral sejak dini. Di Kota Bandung sendiri, Dinas Pendidikan memberikan karakter tambahah kurikulim. Yakni, dari segi agama, budaya, bela negara dan lingkungan.