REPUBLIKA.CO.ID, LIMA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menekankan pentingnya Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) untuk memperkuat usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Menurut JK, UMKM bisa digunakan dalam membantu upaya pengentasan kemiskinan, yang merupakan tujuan pertama Sustainable Development Goals (SDGs).
"Indonesia mendorong Ekonomi APEC untuk bekerjasama memperkuat UMKM melalui pelatihan, lessons learned, dan pembukaan akses pasar yang lebih luas," ujar JK, dalam pertemuan dengan para pengusaha APEC di APEC Economic Leaders’ Meeting (AELM) di Lima, Peru, akhir pekan lalu.
Wapres JK menjadi pemimpin Delegasi RI pada rangkaian pertemuan AELM, yang mengusung tema Quality Growth and Human Capital Development: Foundations for Sustainable Growth in the Asia-Pacific. Ia didampingi oleh Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto, serta Wakil Menteri Luar Negeri Dr. A.M. Fachir.
Di hari pertama AELM, JK bersama 21 Pemimpin Ekonomi APEC telah mengikuti 3 pertemuan penting. Pertemuan itu di antaranya dialog dengan para pemimpin dunia usaha APEC (ABAC Dialogue with Leaders), Dialog Informal Kedua dengan Aliansi Pasifik, dan Dialog Informal dengan CEO Facebook, Mark Zuckerberg.
Dalam Dialog Informal Kedua dengan Aliansi Pasifik, JK membahas peluang kerja sama APEC dengan Aliansi Pasifik. Para pemimpin dari kedua organisasi regional tersebut juga mendiskusikan mengenai masa depan perjanjian perdagangan Trans Pacific Partnership (TPP). "Apabila TPP tidak terealisasi, Indonesia mengusulkan agar APEC, yang anggotanya juga termasuk sebagian negara ASEAN dan Aliansi Pasifik, dapat membangun kesepakatan yang lebih baik daripada TPP," ungkap JK.
JK juga berpartisipasi dalam pertemuan para pemimpin APEC dengan CEO Facebook, Mark Zuckerberg, yang mengangkat tema “Konektivitas Digital”. Menurut JK, Indonesia menyambut baik gagasan Zuckerberg untuk mendorong konektivitas di daerah terpencil, tersebar dan luas seperti Indonesia, melalui teknologi drone yang digerakkan oleh tenaga surya.
Teknologi ini, tambah JK, dapat membantu meningkatkan konektivitas di daerah. Selain itu, teknologi ini dapat menggerakkan perekonomian antardaerah di Indonesia, khususnya di daerah terpencil dan kawasan 3T (tertinggal, terluar, terdepan).